Wagub Jatim Optimis Jatah Pupuk Subsidi Ditambah

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 06:40

wagub-jatim-optimis-jatah-pupuk-subsidi-ditambah

PUPUK SUBSIDI. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (biru) meninjau okasi gudang penyetokan pupuk bersubsidi milik Petrokimia Gresik. Foto: humas PG.

JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan pemerintah provinsi tengah terus memperjuangkan penambahan kuota pupuk bersubsidi. Ia optimis usulan tersebut disetujui kementerian pertanian. 

"Sudah. Kita sudah melihat ada progres (penambahan pupuk subsidi)," ujar Emil di Surabaya, Sabtu 17 Oktober 2020. 

Hanya saja, mantan Bupati Trenggalek itu belum tahu secara persisnya berapa tambahan pupuk subsidi yang akan diturunkan untuk Jatim. "Kami akan konfirmasi ulang. Tetapi komunikasi intensif terus dilakukan oleh dinas pertanian," tegasnya. 

"Kami juga telah mendengar di mana-mana pabrik pupuk dan permodalan sudah meningkatkan kapasitas pupuk subsidi tersebut," imbuhnya. 

BACA JUGA: Petrokimia Pastikan Kesiapan Gudang dan Kios Pupuk Hadapi Musim Tanam Okmar

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan, jatah pupuk subsidi tahun 2020 untuk Jatim dikurangi hanya 2,2 juta ton. Tahun sebelumnya Jatim mendapat jatah pupuk bersubsidi sebanyak 2,7 juta ton. Pihaknya memastikan dari besaran itu sudah terserap sebanyak 56,3 persen. 

Hadi juga memastikan stok pupuk subsidi aman hingga akhir tahun. "Gubernur sudah memastikan bahwa stok pupuk aman di Jatim. Gubernur juga meminta penambahan pupuk ke Kementerian pertanian sebanyak 6500 ton," kata dia. 

Sementara itu, terkait Hadi meminta distribusi pupuk disetiap daerah harus sesuai dengan target. Jangan sampai melebihi yang telah ditentukan setiap bulannya. Bila tidak, akan terjadi kelangkaan pupuk di petani. 

Ia mengakui di sejumlah daerah beberapa bulan lalu mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi. Karena memang ada dugaan penggunaan pupuk yang tidak sesuai target yang sudah ditentukan setiap bulannya. Akibatnya pupuk yang seharusnya didistribusikan bulan berikutnya sudah habis.

Baca Juga