Kamis, 24 January 2019 11:36 UTC
Vigit Waluyo (tengah) memberikan keterangan terkait mafia sepak bila di Indonesia. Foto : M Khaesar Januar Utomo
JATIMNET.COM, Surabaya - Tersangka kasus pengaturan skor, Vigit Waluyo mengaku mengamankan sekaligus mengatur pertandingan tiga klub di Liga Dua yakni PSMP Mojokerto Putra, PSS Sleman dan Kalteng Putra. Ketiga klub itu meminta selalu dimenangkan di setiap pertandingan.
Menurut Vigit, PSS Sleman dan Kalteng Putra akan lolos ke Liga 1 jika selalu memenangi perrtandingan. Sedangkan, PSMP Mojokerto berada di peringkat tiga Liga 2. "Klub yang dengan saya hanya PSMP Mojokerto Putra, kemudian PSS Sleman (PSS) serta Kalteng Putra. Saya diminta membantu mereka agar bisa memenangkan pertandingan," katanya usai menjalani pemeriksaan Satgas Anti Mafia Bola di Mapolda Jatim, Kamis 24 Januari 2019.
Ia mengatakan tidak pernah terlibat pengaturan skor dalam pertandingan di Liga 1. Ia mengaku hanya terlibat pada pertandingan-pertandingan di Liga 2 saja, terutama dengan ketiga klub itu. Pengaturan skor hanya dilakukan saat pertandingan kandang saja. "Kami hanya (atur) pertandingan home saja dan tidak pernah di away," ujarnya.
BACA JUGA: Kasus Pengaturan Skor, Vigit Diperiksa di Polda Jatim
Saat membantu PSS Sleman di Liga 2 terutama ketika melaju ke empat dan delapan besar, Vigit mengaku melibatkan beberapa pihak termasuk komite wasit. Ini dilakukan supaya ia tetap terlindungi. "Kami meminta mereka untuk melindungi klub ini agar prestasinya tetap bagus," katanya.
Tidak hanya kepada komisi wasit saja, Vigit juga menitipkan PSS Sleman ke oknum PSSI agar tidak dikerjai. "Karena, itu sudah ada dalam permainan oknum tersebut," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Vigit telah ditetapkan sebagai tersangka penyuapan terhadap anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto. Suap terhadap Mbah Putih, sapaan Dwi Irianto, guna memuluskan PS Mojokerto Putra dan PSS Sleman lolos ke Liga 1. Vigit ini disebut-sebut sebagai sosok penting dalam pengaturan skor di sepak bola Indonesia.