Kamis, 24 July 2025 05:20 UTC
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memimpin rapat pengajuan bantuan kapal di Pelabuhan Ketapang untuk mengurai antrean truk yang akan menyeberang ke Bali, Kamis, 24 Juli 2025. Foto: Humas Pemkab Banyuwangi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengajukan bantuan penambahan armada kapal pada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk beroperasi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Permintaan ini merespons kemacetan parah di jalur pantura Situbondo-Banyuwangi akibat pembatasan operasional kapal oleh otoritas pelabuhan di bawah Kementerian Perhubungan di Pelabuhan Ketapang.
“Kami sudah meminta kepada Kemenhub penambahan armada kapal yang dioperasikan di Pelabuhan Ketapang. Atau ada perbantuan kapal yang bisa dikirim ke Banyuwangi dari pelabuhan lain untuk bisa mengangkut kendaraan tonase besar,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis, 24 Juli 2025.
Keputusan ini merupakan hasil rapat koordinasi bersama jajaran Forkopimda, mulai Kapolresta Banyuwangi Kombes Rama Samtama Putra, Dandim 0825/Banyuwangi Letkol (Arh) Joko Sukoyo, Dananal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, perwakilan Kejaksaan Negeri, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya.
BACA: Jumlah Kapal Penyeberangan Jawa-Bali Berkurang, Antrean Truk Capai 28 Kilometer
Rakor tersebut membahas upaya penguraian kemacetan di jalur Situbondo-Banyuwangi akibat penumpukan truk yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Dalam rapat dipaparkan data yang diterima dari otoritas pelabuhan, kapal yang dioperasikan khusus untuk mengangkut truk sumbu tiga dengan tonase di atas 35 ton hanya 11 kapal dari 17 kapal yang ada.
Kapal yang tidak beroperasi dikarenakan masih dalam perbaikan untuk kelaikan jalan. Kapal tersebut masih dilakukan proses docking untuk perawatan dan perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi dampak dari tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Namun, kapal yang dioperasikan saat ini tidak cukup untuk mengurai antrean panjang di jalur arteri.
Forkopimda sepakat meminta penambahan armada kapal yang dioperasikan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk terutama di Dermaga Landing Craft Mechanized (LCM) yang diperuntukkan khusus truk pengangkut tonase di atas 35 ton yang biasanya memuat logistik dari Jawa ke Bali.
BACA: Dua Jam Jalan Pantura Situbondo Macet Tertutup Pohon Tumbang
Kapolresta Banyuwangi menjelaskan update kemacetan hari ini terjadi mulai sekitar Pelabuhan Ketapang dan ekor kemacetan berada di Hutan Baluran perbatasan Situbondo-Banyuwangi, meski titik kemacetan terputus-putus. Kemacetan didominasi kendaraan truk-truk besar.
Untuk mengurai kemacetan tersebut, Polresta Banyuwangi mengerahkan sekitar 300 personel. Penempatan pasukan difokuskan di sepanjang jalur arteri untuk mencegah praktik sopir truk yang ngeblong atau nekat melawan arus.
“Arah utara ke selatan (Situbondo-Banyuwangi) memang padat. Tapi, arah sebaliknya (Banyuwangi-Situbondo) jangan sampai ikut macet. Karena itu kami kerahkan lebih banyak personel,” kata Rama.
Untuk memperkuat pengamanan dan pengaturan lalu lintas, Pemkab Banyuwangi juga akan menambah personel Dishub dan Satpol PP guna mendukung TNI-Polri di lapangan.
“Bila memungkinkan nanti akan dibuka posko gabungan, dari Polri, TNI, dan Pemkab untuk mengatasi kemacetan ini,” kata Dandim 0825/Banyuwangi Letkol (Arh) Joko Sukoyo.
Selain itu, dalam Rakor tersebut Forkopimda juga mengusulkan opsi perbantuan kapal Landing Ship Tank (LST) milik TNI AL jika memungkinkan.
Menanggapi ini, Danlanal Banyuwangi menyebut usulan tersebut akan dikoordinasikan. “Masih akan kami koordinasikan, apakah memungkinkan untuk menghadirkan kapal LST untuk diperbantukan di Pelabuhan Ketapang,” ujarnya.
Keterangan foto: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pimpin rapat pengajuan bantuan kapal untuk urai kemacetan (dok humas pemkab banyuwangi)
 
