Logo

UNICEF Desak Vaksinasi untuk Selamatkan Anak dari Campak

Reporter:,Editor:

Jumat, 01 March 2019 11:31 UTC

UNICEF Desak Vaksinasi untuk Selamatkan Anak dari Campak

no image available

JATIMNET.COM, Surabaya -  Sebanyak 98 negara melaporkan terjadinya kasus campak, dan 10 di antaranya menjadi penyumbang terbanyak pasien campak sepanjang tahun 2018.  PBB mencatat, kasus campak bahkan terjadi di negara maju dan kaya seperti Prancis.  

Kasus campak di 10 negara menyumbang tiga perempat kasus campak di tahun 2018 di seluruh dunia.  PBB mengatakan kenaikan jumlah kasus campak disebabkan adanya konflik, kepuasan diri, dan gerakan anti-vaksin yang semakin meningkat. Hal ini mengancam keberhasilan kerja beberapa dekade untuk menjinakkan penyakit tersebut.

BACA JUGA: Facebook dan Google Disebut Sebarkan Konten Anti Vaksin Campak

"Kasus-kasus ini belum terjadi dalam semalam. Sama seperti wabah serius yang kita saksikan hari ini terjadi pada tahun 2018, kurangnya tindakan hari ini akan memiliki konsekuensi bencana bagi anak-anak besok," kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF dilansir dari AFP, Jumat 1 Februari 2019.

Campak lebih mudah menular daripada tuberkulosis atau Ebola, namun campak dapat dicegah dengan vaksin yang harganya sangat murah.  

"Ini adalah peringatan awal. Kami memiliki vaksin yang aman, efektif dan murah terhadap penyakit yang sangat menular - vaksin yang menyelamatkan hampir satu juta jiwa setiap tahun selama dua dekade terakhir,"  lanjutnya.

BACA JUGA: WHO: Gerakan Anti Vaksin Ancaman Kesehatan Dunia 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun lalu mengatakan kasus campak di seluruh dunia telah melonjak hampir 50 persen pada 2018, menewaskan sekitar 136.000 orang. Ukraina tercatat ada 35.120 kasus, naik hampir 30.000 lebih banyak dari tahun 2017.

Brasil  melaporkan terjadi 10.262 kasus campak di tahun 2018, padahal tahun sebelumnya tidak terjadi kasus campak.  Salah satu negara kaya dan maju, Prancis, juga tidak lepas dari wabah campak. Negara mode itu melaporkan 2.269 kasus campak.

Negara-negara lain yang termasuk dalam daftar 10 besar peningkatan kasus UNICEF adalah Yaman, Venezuela, Serbia, Madagaskar, Sudan dan Thailand. "Hampir semua kasus ini dapat dicegah dan anak-anak terinfeksi bahkan di tempat-tempat di mana tidak ada alasan," kata Fore.

BACA JUGA: Wabah Campak Serang Filipina

UNICEF mengatakan naiknya kasus campak di sejumlah negara diperkirakan karena adanya klaim medis yang tidak berdasar fakta, yang mengaitkan vaksin campak dengan autisme. Kabar ini sudah menyebar sebagian di media sosial oleh anggota gerakan anti-vaksinasi.

"Campak mungkin penyakitnya, tetapi seringkali infeksi yang sebenarnya adalah informasi yang salah, ketidakpercayaan dan kepuasan diri," imbuhnya.

WHO sendiri sudah mengumumkan bahwa "keragu-raguan pada vaksin" menjadi salah satu dari 10 ancaman kesehatan global paling mendesak di tahun 2019.