Logo

Tumpukan Popok Bekas Dievakuasi dari Dasar Sungai Kuwangen Mojokerto

Reporter:,Editor:

Jumat, 13 September 2019 09:30 UTC

Tumpukan Popok Bekas Dievakuasi dari Dasar Sungai Kuwangen Mojokerto

EVAKUASI. Tiga aktivis Brigade Evakuasi Popok dengan sigap memindahkan sampah popok ke kontainer sampah setelah dievakuasi dari bawah jembatan. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Sejumlah popok bekas berbagai merek yang mengapung bebas di Sungai Kuwangen aliran Sungai Surabaya, tepatnya di bawah jembatan Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dievakuasi Brigade Evakuasi Popok menggunakan alat seadanya, Jumat 13 September 2019.

Pantauan Jatimnet.com di lokasi, saat menuruni jembatan menuju aliran sungai aroma busuk langsung menusuk hidung. Bahkan untuk mencari pijakan kaki yang tidak tertimbun popok saja kesulitan.

Di atas jembatan, tiga wanita menggunakan rompi hijau yang dilengkapi sarung tangan, serta tong sampah berwarna hijau bersiap menerima sampah popok.

BACA JUGA: 1.024 Popok Terapung di Mojokerto, Pemkab Diminta Sediakan Kontainer Khusus

Sedangkan dua orang laki-laki mengenakan baju safety berwarna putih, lengkap dengan sepatu boot plastik oranye, sarung tangan plastik, dan masker dengan sigap mengambil ribuan popok bekas yang berserakan di bawah jembatan.

Puluhan popok diletakkan pada alat modifikasi pengangkut manual terbuat dari bambu serta tali tampar plastik sebagai penariknya.

"Setelah lakukan identifikasi dan hitung jumlah kemarin, Kamis 11 September 2019. Kami evakuasi semua popok dari berbagai merek seperti mamy poko, sweety, moku-moku, bahkan popok dewasa," kata Aziz Koordinator BEP, pada Jatimnet, Jumat 13 September 2019.

Menurutnya, sampah popok merupakan sampah residu yang bisa merusak ekosistem Sungai Surabaya. Terlebih saat musim hujan tiba, air akan naik dan menggelontor menuju Surabaya.

MENUMPUK. Tumpukan sampah di bawah jembatan Sungai Kuwangen, Mojokerto yang didominasi popok bekas. Foto: Karina Norhadini

"Saat ini masih musim kemarau, popok menumpuk. Sedangkan dua bulan lagi musim hujan datang dipastikan menuju Surabaya," terang Aziz.

Diketahui, air Sungai Kalimas Surabaya dimanfaatkan sebagai bahan baku air di tiga PDAM; Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya."Terlebih banyak sekali aliran-aliran kecil di Kabupaten Mojokerto seperti Jetis, Mojosari, Pungging yang berakhir di Sungai Brantas," ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah pusat maupun Kabupaten Mojokerto tidak hanya memperhatikan penanganan sampah di perkotaan saja."Tapi juga harus memikirkan daerah di perbatasan, seperti di Jetis ini. Yang termasuk paling banyak ditemukan sampah popok di sungainya," imbuh Aziz.

Ia menegaskan, harusnya pemerintah berupaya menyediakan tempat dan fasilitas sebagai sarana prasarana terkait sampah popok yang tidak terkoordinir dengan baik dan benar.

"Produsen pembuat popok pun harus bertangggung jawab atas limbah yang dihasilkan. Sesuai UU 18 tahun 2008, produsenlah yang bertanggung jawab, dengan mengedukasi masyarakat bagaimana mengelola popok sebelum dibuang ke tempat sampah, maupun menyediakan kontainer sampah khusus popok," jelasnya.

BACA JUGA: Pakai Popok Bayi Puluhan Aktivis Forkot Ngluruk Kejari Gresik

Azis menambahkan, Senin 16 September 2019 tumpukan sampah popok bekas yang dievakuasi ini akan dilaporkan dan diangkat ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto.

"Agar pemkab benar-benar memperhatikan perbatasan dan segera menyediakan sampah di setiap titik yang menjadi pembuangan warga," tandasnya

Tasip (58) salah satu warga Desa Sidorejo, mengakui hampir seluruh warga membuang sampah apa saja terutama popok, bangkai hewan ke bawah jembatan.

"Gak cuma warga sini yang buang, kadang orang luar yang lewat sini juga buang. Kami berharap ada tempat sampah yang disediakan di sini, soalnya belum ada tempat sampahnya," kata Tasip berharap.