Jumat, 20 May 2022 23:00 UTC
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Biro KLI
JATIMNET,COM, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun 2022 meningkat 5,01 persen. Ini bila dibandingkan dengan 2021 yang hanya terkerek 3,7 persen.
Kondisi ini menunjukkan tren positif dalam pemulihan ekonomi meski dihantam Covid-19 varian Delta dan Omicron. "Melonjaknya varian Omicron yang terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 tidak terlalu berdampak pada proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Menkeu seperti dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Sabtu, 21 Mei 2022.
"Ini hasil nyata dari akselerasi vaksinasi dan kekebalan alami yang tumbuh di masyarakat kita," ia melanjutkan.
BACA JUGA : Sri Mulyani: Belanja Subsidi Awal Januari 2022 Capai Rp 10,2 Triliun
Menurut dia, meningkatnya konsumsi dan investasi disertai dengan pemulihan sejumlah sektor ekonomi. Ini seperti transportasi, akomodasi dan konstruksi yang sebelumnya paling terdampak pandemi Covid-19.
Adapun sektor utama, yakni manufaktur dan perdagangan bertahan dengan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang masih terus ekspansif pada level 51,9. "Sementara itu, kenaikan harga komoditas global mampu mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia,” ujar Sri Mulyani.
BACA JUGA : Pemerintah Alokasi Anggaran Rp 2.714 triliun untuk Pusat dan Daerah
Secara kumulatif pada triwulan I tahun 2022, neraca perdagangan tercatat surplus USD9,3 miliar. Pada April 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD7,6 miliar.
“Ini adalah rekor tertinggi surplus bulanan dalam sejarah ekonomi indonesia. Neraca transaksi berjalan tahun 2022 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2021,” ungkap Menkeu.
Peningkatan kualitas pemulihan ekonomi juga terlihat dengan membaiknya kondisi ketenagakerjaan serta tingkat kemiskinan. Tingkat pengangguran terbuka turun mendekati level pra-pandemi menjadi 5,83 persen pada Februari 2022 dari 6,26 persen pada Februari 2021.
“Angka kemiskinan nasional juga konsisten menurun kembali, dari sebelumnya 10,1 persen di tahun 2020 akibat pandemi, kembali menjadi single digit 9,7 persen pada tahun 2021,” jelas Sri Mulyani.
