Kamis, 05 September 2019 14:21 UTC
UJI COBA: Uji coba pemanfaatan 5G melalui frekuensi 28 GHz di ITS, Kamis 5 September 2019. Foto: Baehaqi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Perusahaan operator seluler Tri Indonesia mengaku seluruh peralatan penunjang 5G siap digunakan. Tinggal menunggu pemerintah menentukan frekuensi yang bakal digunakan.
Hingga sekarang pemerintah belum memutuskan frekuensi mana yang digunakan untuk teknologi 5G. Sementara ini Tri Indonesia masih menggunakan spektrum 28 GHz.
"Kita tinggal tunggu pemerintah," ujar Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia, Danny Buldansyah usai menghadiri acara uji coba pemanfaatan 5G melalui frekuensi 28 GHz di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Kamis 5 September 2019.
Kendati demikian, Danny optimis 2020 teknologi 5G bisa dimanfaatkan masyarakat luas. Seluruh jaringan penyokongnya telah siap dialihkan untuk teknologi yang dinilai bisa 100 kali lipat lebih cepat dibanding 4G tersebut.
BACA JUGA: Tahun 2023 Ponsel 5G Diprediksi Kuasai Pasar Dunia
"Kalau Tri Indonesia itu semua jaringan 4G yang kita bangun saat ini sudah ready untuk 5G. Begitu 5G spektrumnya diberikan pemerintah, semua siap," ungkapnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), Ismail mengatakan, saat ini pemerintah baru menyediakan frekuensi untuk dilakukan uji coba 5G. Sedangkan frekuensi komersial masih harus menunggu penyelesaian undang-undang tentang spektrum yang akan digunakan untuk 5G.
"Jadi seluruh uji coba yang dilakukan teman-teman secara gratis. Jadi tidak perlu berbayar, mereka bisa memanfaatkan selama enam bulan dan dapat memperpanjang sampai satu tahun," ungkapnya.
Sembari menunggu itu, Ismail meminta semua operator seluler untuk menyiapkan industrinya. Jangan sampai nanti setelah siap, justru tidak dimanfaatkan dengan baik.
BACA JUGA: Target Kemkominfo Soal Layanan 5G di Indonesia
Ia berharap operator segera melakukan investasi untuk membangun BTS pendukung 5G. Dengan begitu setelah lelang frekuensi selesai, semua perangkat pendukung 5G bisa digunakan dan masyarakat dapat memanfaatkannya.
"Pada saatnya spektrum akan kami rilis dalam bentuk lelang frekuensi. Namun kami menunggu kesiapan teman-teman operator untuk bisa memanfaatkan potensi industri ini. Jangan sampai spektrum dimiliki, tapi tidak dibangun, tidak dimanfaatkan," ungkapnya.