
Reporter
DiniRabu, 29 Juni 2022 - 11:00
Editor
Ishomuddin
DITUTUP. TPQ di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ditutup warga sejak Mei 2022 akibat dugaan pelecehan seksual yang dilakukan ustaz setempat, Rabu, 29 Juni 2022. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Tempat mengajar guru ngaji berinisial D di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ditutup paksa warga sejak mencuat tindak asusila terhadap murid-muridnya.
Penutupan TPQ tempat terduga mengajar ngaji tersebut ditutup atas kesepakatan warga. Salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan lembaga tersebut sudah tutup sejak Mei lalu. Itu setelah aksi tak senonoh yang dilakukan ustaz D pada sejumlah santrinya.
Para wali santri yang tinggal di wilayah yang sama lantas mendorong pemerintah desa setempat untuk bergerak cepat agar korban tak bertambah.
BACA JUGA: Anak Diduga Jadi Korban Pencabulan oleh Guru Ngaji, Orang Tua Lapor Polisi
"Sekarang sudah enggak ada lagi aktivitas ngajar-mengajar. Sudah ditutup sejak sekitar pertengahan Mei lalu. Ya, setelah kasus itu ramai," katanya, Rabu, 29 Juni 2022.
Bahkan sempat beredar kabar jika warga hendak membakar gedung lembaga yang didirikan hasil swadaya warga tersebut.
"Sebelum ditutup itu sempat ramai, mau dibakar gedungnya. Tapi untungnya enggak jadi. Apalagi pembangunan gedung itu hasil dari urunan wali santri yang juga warga sini," ujarnya.
Menurutnya, ada puluhan santri yang menuntut ilmu di sana. Namun, sejak lembaga itu ditutup, sejumlah santri masih menuntut ilmu di salah seorang asisten D mengajar ngaji.
BACA JUGA: TKA Pabrik PT Bondvast Indo Sukses Mojokerto Diduga Melakukan Pelecehan Seksual
Salah seorang perangkat desa setempat mengaku meski saat ini sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar, terduga pelaku masih berada di lokasi dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
Ia tidak menampik jika aksi asusila D tersebut memicu gejolak di tengah masyarakat hingga gedung lembaga setempat akan dibakar warga.
Namun, pemerintah desa setempat mengantisipasi aksi anarkis dengan menjembatani polemik yang ada.
"Pak Kades langsung turun ke rumah D. Beliau juga berkoordinasi dengan pihak korban dan elemen masyarakat lainnya agar tidak sampai ada aksi anarkis yang menentang hukum," katanya.