Logo

Tingkatkan Mutu, 60 SD dan SMP di Surabaya Jalin Sister School

Reporter:,Editor:

Selasa, 11 May 2021 13:20 UTC

Tingkatkan Mutu, 60 SD dan SMP di Surabaya Jalin <em>Sister</em> <em>School</em>

Ilustrasi siswa. Ilustrator: Gilas Audi

JATIMNET.COM, Surabaya – Sebanyak 37 SD dan 23 SMP negeri maupun swasta di Kota Surabaya menjalin kerjasama melalui program sister school. Puluhan sekolah ini menjalin kerja sama dalam berbagai bidang sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan masing-masing sekolah. Program yang digagas Dinas Pendidikan (Dispendik) tersebut rencananya mulai berjalan setelah Lebaran.

Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengatakan bahwa tujuan utama sister school untuk pemerataan kualitas pendidikan di Surabaya. Dengan demikian, diharapkan ke depan tidak ada lagi sekolah unggulan. Tapi, semua sekolah di Surabaya unggul dengan memiliki kelebihan masing-masing.

"Titik poin dari kegiatan ini adalah bagaimana kemudian masing-masing sekolah terjadi transfer berbagai macam dari kelebihan sekolah masing-masing. Karena kita yakin tidak semuanya sekolah memiliki kelebihan, pasti ada kekurangan," kata Supomo, Selasa, 11 Mei 2021.

Demikian pula sekolah di pinggiran Surabaya yang dikatakan kurang maju, pastinya juga memiliki kelebihan. Nah, dari sisi kelebihan itulah, masing-masing sekolah bisa saling berbagi pengetahuan (knowledge), sehingga diharapkan semuanya maju.

"Bahwa kita punya keinginan yang luar biasa untuk memajukan pendidikan di Kota Surabaya," ia menjelaskan.

BACA JUGA: Strategi Dispendik Surabaya dalam Memfasilitasi Siswa Belajar dari Rumah

Supomo menyebut beberapa sekolah di Kota Surabaya mengadakan sister school dengan lembaga pendidikan di luar negeri. Karena itu, dengan adanya program sister school ini, ia berharap tidak perlu lagi ke luar negeri. Terlebih, kondisi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

"Sebab, banyak sekali yang kemudian bisa dipelajari antar sesama sekolah di Surabaya” ia mengungkapkan.

Adapun beberapa kerjasama yang bisa disepakati antar sekolah, seperti pertukaran pelajar dan guru, hingga belajar manajemen sekolah. Apalagi, Supomo menyadari bahwa tidak semua anak dilahirkan memiliki kelebihan matematika ataupun bahasa Indonesia. Sebab, kadang di antara anak itu memiliki kelebihan lain di bidang ekstrakulikuler seperti olahraga.

“Nah, itulah yang kemudian kita kerjasamakan. Karena tidak menutup kemungkinan anak tersebut tumbuh mandiri dan berkembang, bahkan melampaui anak yang lainnya, bukan dari sisi pelajaran-pelajaran intra,” ia menerangkan.

Rencananya, program sister school ini akan mulai berjalan setelah Lebaran. Meski demikian, saat ini persiapan-persiapan untuk menjalankan program tersebut telah dilakukan.

“Bahwa kita punya keinginan yang luar biasa untuk memajukan pendidikan di Surabaya,” ia menandaskan.

Sementara itu, Kasi Kurikulum Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya Iswati menjelaskan semula kerja sama kemitraan ini berdasarkan keunggulan dan kebutuhan sekolah. Namun, antusias beberapa sekolah yang membuat sekolah mengusulkan secara mandiri kepada Dispendik Kota Surabaya.

“Jumlah keanggotaan kerja sama kemitraan ini berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan target capaian yang akan diperoleh masing-masing satuan pendidikan,” kata Iswati.

BACA JUGA: Hari Pendidikan Nasional 2021, Dispendik Surabaya Gelar Melukis on The Spot

Ia mencontohkan ada kelompok yang berisikan empat sekolah, terdiri atas dua sekolah negeri dan dua sekolah swasta. Kelompok ini sepakat menguati program literasi dan prestasi akademik, serta penguatan pendidikan karakter. Sementara kelompok lain melakukan penguatan bidang penyiaran (broadcasting), kemampuan berbahasa asing, videografi, olahraga, kewirausahaan (entrepreneurship), Hafiz Alquran, sekolah Adiwiyata, dan lain sebagainya.

“Satuan pendidikan tersebut akan saling bertukar informasi dan pengetahuan (knowledge), bahkan bertukar sumber daya manusia (SDM) maupun pelajar,” ia memaparkan.

Di lain pihak, Kasi Kurikulum Sekolah Dasar Dispendik Kota Surabaya Munaiyah menambahkan bahwa kerjasama kemitraan ini sebagai upaya untuk saling toleransi dalam keberagaman budaya dan informasi. Sehingga ke depan diharapkan tidak ada eksklusivitas antara satuan pendidikan yang satu dengan lainnya.

"Melakukan kegiatan secara bersama-sama atau gotong royong ini dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Kota Surabaya,” kata Munaiyah.