Kamis, 04 February 2021 10:20 UTC
AIR BERSIH: Penjual air tangki tengah mengisi air berseh di salah satu rumah warga Permata Optima PPS II, kecamatan Manyar, Gresik karena air PDAM mampat. (Foto/Agus Salim).
JATIMNET.COM, Gresik - Pelanggan PDAM Giri Tirta merugi, pasalnya mulai dari air yang diterima keruh, hingga pelanggan tidak mendapat aliran air sama sekali. Salah satunya, di Perum Pondok Permata Suci (PPS) II, Kecamatan Manyar, Gresik yang sudah tiga pekan warga disana tidak teraliri air dari PDAM.
Warga pun terpaksa merogoh kocek untuk membeli air tangki. Dalam satu kibik air hanya bisa digunakan selama tiga hari untuk keperluan mencuci, masak dan mandi.
"Kami beli air tanki perkubik nya Rp 40 ribu, kalau ditotal sampai sekarang lebih dari 5 kubik saya membeli air," kata Aprilia, warga Permata Optima PPS II, Manyar Gresik, Kamis 4 Februari 2021.
Sebelumnya, warga memang mendapat informasi imbauan dari PDAM Giri Tirta bahwa ada gangguan distribusi jalur pipa arah Manyar pada 22 Januari 2021 lalu, estimasi perbaikan selama 2x24 jam.
Baca Juga: Tidak Dapat Pasokan Aliran Air PDAM, Warga Gresik Menjerit
"Namun sampai sekarang palanggan tidak teraliri air PDAM sama sekali. Sementara warga harus membayar terus tagihan bulanan. Kami berharap, sebagai pelanggan air mengalir lancar," harapnya.
Senada dikatakan Agung, dengan perasaan yang sama dirinya setiap bulan membayar tagihan PDAM, namun air tidak keluar, dan sudah hampir sebulan air PDAM di wilayahnya mampet.
"Bisa dihitung sendiri berapa pengeluaran untuk membeli air, selama air mati hampir satu bulan. Kami harap ada keringanan atau kompensasi kepada pelanggan PDAM yang tidak teraliri air," imbuhnya.
Sementara, Direktur Utama PDAM Giri Tirta, Siti Aminatus Zariah yerpisah dikonfirmasi menyebutkan, salah satu faktor tidak mengalirnya air di wilayah tersebut karena tidak mampunya reservoar atau pompa untuk menjangkau.
Baca Juga: PDAM Gresik Percepat Revitalisasi Pipa Keropos
"Teman-teman sudah kita fokuskan kesana. Tidak ada pekerjaan perbaikan dan memang kurangnya tekanan dari reservoar di Cerme hingga kurang menjangkau. Sangat luas jaringannya panjang, butuh bangun reservoar lagi," terang Risa sapaan akrabnya.
Risa melanjutkan, untuk tahun ini pihaknya telah berencana membangun reservoar baru yang dibutuhkan, dan kemungkinan akan diletakkan di wilayah Bunder (antara Kecamatan Kebomas dan Cerme).
Tidak hanya pelanggan yang mengeluhkan mampatnya air dari PDAM, bahkan ada pelanggan PDAM Giri Tirta mengeluhkan kualitas air yang diterima nya keruh, berwarna kecoklatan.
Keluhan tersebut menjadi perbincangan di media sosial, mereka adalah warga mulai dari wilayah Kabomas, Graha Bunder Asri, Perum Dinari, PPS hingga Cerme.
Kembali Risa menyatakan, keruhnya air itu disebabkan karena air baku Kali Surabaya yang dikelola Jasa Tirta terdapat longsoran sawah di wilayah Jombang dan mengakibatkan gagal produksi.
Akibat sawah longsor itu tingkat kekeruhan atau Nephelometric Turbidity Unit (NTU) di Kali Surabaya mencapai angka 3.000 NTU, sementara untuk produksi air PDAM normalnya 10 NTU.
"Tingkat kekeruhan berangsur turun, sekarang sudah 624 NTU. Untuk kompensasi yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah Jasa Tirta. Upaya kami hanya mengurangi produksi," pungkasnya.
