Logo

Tetap Terapkan Protokol Kesehatan, 551 Destinasi Wisata di Jatim Sudah Dibuka

Reporter:,Editor:

Selasa, 27 October 2020 02:20 UTC

Tetap Terapkan Protokol Kesehatan, 551 Destinasi Wisata di Jatim Sudah Dibuka

WISATA SETIGI: Lokasi wisata Setigi di desa Sekapuk, Kecanatan Ujungpangkah, Gresik. Foto: Agus/Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur menyebut setidaknya sekitar 551 destinasi wisata yang siap dikunjungi saat libur panjang akhir pekan nanti. 

Sekretaris Disbudpar Jawa Timur Tri Bagus Sasmito mengatakan, jumlah yang buka itu belum semuanya. Terhitung hanya 50 persen lebih sedikit dari total 969 destinasi wisata yang ada di wilayahnya. 

Bagus juga mengingatkan, pelaku wisata supaya memperketat protokol kesehatan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Baik pengelola wisata, hotel, pemilik kendaraan, restoran atau warung makan, UMKM, hingga wisatawan menurutnya tidak boleh lengah terhadap virus SARS CoV-2. 

BACA JUGA: Hindari Klaster Baru, Khofifah Intruksikan Pengelola Wisata Perketat Saat Libur Panjang

"Jadi libur panjang ini kan potensi bahwa masyarakat ini kan berkunjung ke objek-objek pariwisata, mengadakan perjalanan, pergerakan. Pelaku pariwisata kita minta tetap melakukan penerapan protokol kesehatan," ujar Bagus, Selasa 27 Oktober 2020. 

Kepastian ketatnya penerapan protokol kesehatan, kata dia, penting dilakukan. Supaya masyarakat bisa berwisata dengan aman, nyaman, dan sehat. 

Bagus juga mengimbau masyarakat yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, serta mereka yang telah berusia lanjut, untuk memikirkan risiko sebelum berangkat berlibur. Mengingat golongan tersebut sangat rentan terpapar Covid-19.

BACA JUGA: DPRD Jatim Bentuk Perda Desa Wisata

"Yang punya penyakit bawaan atau usia lanjut itu ditahan atau benar-benar pertimbangkan supaya dia tidak gampang terkena risiko," terangnya. 

Sementara untuk kuota di tempat wisata, ia pun menegaskan aturan jaga jarak tetap harus diterapkan. Pembatasan kouta dari semestinya masih dilakukan. 

"Sesuai surat edaran Gubernur Jatim dan arahan dari Kemenparekraf sama semua. Pembatasan kan untuk menghindari penumpukan atau crowded di lapangan," tandasnya.