Logo

Tes Swab Terus Berjalan, Positif Covid-19 di Surabaya Diprediksi Bertambah

Reporter:,Editor:

Sabtu, 09 May 2020 13:40 UTC

Tes <em>Swab</em> Terus Berjalan, Positif Covid-19 di Surabaya Diprediksi Bertambah

Ilustrasi pasien Covid-19

JATIMNET.COM, Surabaya – Tes cepat atau rapid test dan tes swab dilakukan secara masif oleh Pemkot Surabaya baik pada masyarakat yang bergejala Covid-19 maupun yang tidak.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser memastikan hingga saat ini ada 592 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya. Jumlah ini memang yang terbesar di Jawa Timur dan hasil dari tes yang dilakukan secara masif.

“Hingga saat ini sudah dilakukan rapid test kepada 4.250 orang, hasilnya ada 356 orang yang reaktif dan kita usulkan untuk melakukan tes swab lanjutan,” kata Fikser di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 9 Mei 2020.

Selain rapid test, tes swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) juga telah dilakukan kepada 1.083 orang mulai bulan Maret hingga 8 Mei 2020.

BACA JUGA: PSBB Surabaya Raya Diperpanjang hingga Lebaran

Fikser menjelaskan pada Maret-April, tes swab yang dilakukan sebanyak 230 orang dan hasilnya 61 orang positif dan 169 orang negatif. Kemudian pada 1-8 Mei 2020, tes swab dilakukan pada 853 orang dan hasilnya 48 orang positif dan 805 orang sisanya masih menunggu hasil swab.

“Artinya, ke depan bisa saja terjadi peningkatan dari hasil terkonfirmasi, karena hasil swab yang sampai saat ini belum keluar sebanyak 805 orang,” ia mengungkapkan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya ini juga memastikan rapid test dan tes swab yang dilakukan itu gratis atau tanpa biaya sepeser pun. Sebab, tes itu dibiayai langsung dari APBD Kota Surabaya.  

“Tes swab sebanyak 1.083 orang ini gratis semuanya karena dibiayai Pemkot Surabaya. Padahal biaya tes swab itu Rp1.560.000 sekali tes. Biaya ini menggunakan APBD karena untuk memutus mata rantai penyebarannya (Covid-19),” ia menegaskan.

Fikser juga menjelaskan sudah disediakan 265 kamar hotel untuk tempat isolasi. Kamar hotel ini akan diisi warga pekerja migran yang baru pulang dari luar negeri atau luar daerah.

BACA JUGA: Surabaya Terima 4.000 Reagen PCR dan 15 Ribu APD dari Kemenkes

“Kamar ini juga untuk warga yang negatif, tapi keluarganya ada yang positif. Jadi, untuk memisahkan dari keluarganya, kami pindahkan ke hotel dulu supaya tidak tertular juga,” ia menerangkan.

Karena jumlah pasien positif yang terus bertambah, maka dilakukan penambahan kapasitas kamar di rumah sakit. Untuk RSUD dr. Soewandhie, dari 22 kamar akan ditambah sekitar 36 kamar sehingga total 58 kamar. Kemudian RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), dari 12 kamar akan ditambah 52 kamar sehingga total akan ada 64 kamar.

“Selain itu, ada pula penambahan kapasitas kamar sekitar 40 kamar dengan rumah sakit swasta yang itu bekerjasama dengan pemerintah kota. Untuk itu, disiapkan 120 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan kamar-kamar yang ada di rumah sakit itu, sehingga ketika ada pasien, mereka bisa masuk karena tercukupi fasilitas kesehatannya di sana,” ia memungkasi.