Sabtu, 13 March 2021 07:40 UTC
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (kiri) saat bertemu dengan Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto (tengah) saat kunjungan ke Gresik.
JATIMNET.COM, Gresik - Pemerintah Kabuapten (Pemkab) Gresik tengah mendorong pemulihan ekonomi daerah, salah satunya dengan akselerasi dan optimalisasi Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Targetnya segera membuka lapangan kerja untuk warga Gresik, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani telah berkoordinasi memacu pengembangan JIIPE, yang telah disetujui sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Februari 2021 lalu.
“Alhamdulillah, Jumat sore kemarin saya diterima Bapak Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian RI). Tujuan saya cuma satu, ingin ekonomi rakyat Gresik segera pulih,” ujar Gus Yani, pada rilihya, Sabtu 13 Maret 2021.
Pandemi Covid-19, Gresik menghadapi tantangan ekonomi terkait pengangguran dan kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Gresik 2020 meningkat menjadi 8,21 persen, jauh di atas rata-rata TPT Jatim sebesar 5,84 persen.
Baca Juga: 1.200 Imam Masjid dan Ulama di Gresik Divaksin Sinovac
“Ketika industri terdampak pandemi baik secara pasar maupun operasional, pasti ada layoff (pemutusan hubungan kerja). Maka saya ikhtiar cepat cari solusi untuk pulihkan ekonomi warga,” katanya.
Dengan akselerasi dan optimalisasi KEK JIIPE, Gus Yani ingin banyak lapangan kerja baru tercipta, berdasarkan kajian, saat beroperasi penuh, serapan tenaga kerja di KEK JIIPE mencapai hampir 200.000 orang.
“Warga Gresik harus dilibatkan. SDM Gresik berkualitas. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kami masuk tertinggi di Jatim. Percepatan program sertifikasi keahlian gratis akan kita lakukan untuk menyerap kebutuhan industri,” terangnya.
Adapun dari sisi kemiskinan, pada 2020, angka Gresik mencapai 12,40 persen, di atas rata-rata Jatim sebesar 11,09 persen, langkah terpadu akan di percepat, termasuk KEK JIIPE ini diharapkan harus bisa menurunkan kemiskinan.
Baca Juga: Pasar Driyorejo Kotor, Gus Yani Marahi Pengelola Pasar
Menurutnya KEK JIIPE bakal dipacu pengembangannya untuk industri teknologi, metal, kimia, energi, dan logistik, dari hasil kajian, KEK JIIPE diproyeksi mampu mendatangkan investasi sekitar US$16,9 miliar atau setara Rp 236,6 triliun.
Produksi pelaku usaha di JIIPE akan mampu memberikan kontribusi ekspor sebesar US$10,1 miliar per tahun ketika beroperasi penuh. “Saya sudah baca kajiannya dari berbagai sisi, dengan KEK JIIPE nanti devisa negara juga bisa dihemat karena industri di dalamnya menghasilkan produk substitusi impor untuk industri metal dan kimia,” ujarnya.
Serta menjadikan Gresik sebagai andalan penghasil devisa melalui kegiatan ekspor, sekaligus penyelamat devisa melalui substitusi impor, dimana Menko Perekonomaian sendiri sangat mendukungnya.
Baca Juga: Ini Pogram 99 Hari Nawa Karsa Bupati dan Wakil Bupati Gresik Menuju Gresik Baru
Gus Yani, panggilan akrabnya, tidak hanya membahas tentang investasi industri berskala besar yang bakal masuk Gresik, pihaknya juga menekankan pentingnya tautan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Gus Yani ingin UMKM dan IKM Gresik sebagai rantai pasok industri, baik mendukung sisi operasional utama pabrik maupun penunjangnya, dan memperluas nilai tambah KEK JIIPE hingga manfaatnya untuk rakyat kian besar.
"Pak Airlangga Hartarto ingin konsep kerakyatan perpaduan investasi besar dan UMKM-IKM ini dikembangkan. Kami optimistis KEK JIIPE bisa menjadi salah satu instrumen pemulihan ekonomi Gresik," ujarnya.
Baca Juga: Bupati Baru, Gus Yani: Jangan Ada Program Kegiatan Bersifat Copy Paste
Lebih jauh Gus Yani menyebut, Growth atau pertumbuhan di Kabupaten Gresik tahun 2019 hanya 4,3 persen, sedangkan saat pandemi tambah menurun, untuk itu pemulihan ekonomi harus cepat dan tepat di lakukan.
Sebagai catatan, JIIPE berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektar terdiri atas kawasan industri, pelabuhan umum multifungsi, dan hunian kota mandiri, kawasan yang dikembangkan bersama oleh PT Pelindo III dan PT AKR Corporindo Tbk.
Dengan memiliki pelabuhan laut terdalam di Jatim dengan kedalaman -16 LWS, sehingga kapal-kapal besar dengan muatan lebih dari 100.000 DWT bisa sandar di kawasan industri tersebut untuk memudahkan proses distribusi.