Jumat, 12 March 2021 12:20 UTC
FOSIL MANUSIA. Tim BPCB Jatim menemukan fosil diduga manusia di Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kec. Jatirejo, Kab. Mojokerto, Jumat, 12 Maret 2021. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Temuan diduga fosil manusia sepanjang 150 sentimeter di sektor B tahap ekskavasi ketiga di Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto diharapkan bisa menjadi petunjuk tambahan tentang penyebab kehancuran Situs Kumitir.
Namun, untuk memastikan jenis dan usia fosil, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim akan menggandeng Tim Ahli Museum Etnografi dan Kajian Kematian Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Ini nanti masih menunggu hasil ahli dari Unair, apakah kerangka utuh itu masuk dalam tahun 60-an ke atas maka kita nyatakan selesai (kerangka biasa). Atau sebaliknya, jika lebih lama di bawah tahun 60-an maka akan digali kembali hubungan kerangka dengan batu bata di Situs Sumitir," kata arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, Jumat, 12 Maret 2021.
Arkeolog yang akrab disapa Wicak ini menjelaskan temuan fosil ini ditemukan tiga hari setelah dimulainya ekskavasi tahap tiga, Rabu, 3 Maret 2021, di area sektor A, B, dan C.
BACA JUGA: Temuan Sepasang Batu Pipi Tangga Kuatkan Dugaan Kumitir Area Situs Besar
Ekskavasi Situs Kumitir dilaksanakan sejak tahun 2019 hingga sekarang dan memiliki luasan hipotesa mencapai enam hektar atau 6.000 meter persegi.
"Posisi saat kita temukan memang sudah seperti ini, tengkurap dan posisi tangan menekuk ke arah depan dan tangan kiri menekuk ke arah dada. Kemudian wajah condong menghadap ke barat," katanya sembari menunjuk posisi fosil yang ditemukan.

FOSIL MANUSIA. Tim BPCB Jatim menemukan fosil diduga manusia di Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kec. Jatirejo, Kab. Mojokerto, Jumat, 12 Maret 2021. Foto: Karina Norhadini
Hanya saja pihaknya, tak berani mengambil spekulasi kalau temuan fosil menyerupai kerangka adalah temuan kerangka biasa. Sebab, saat dilakukan penggalian, fosil ini tertimbun sejumlah boulder atau bebatuan besar dengan lebar luasan mencapai 110 sentimeter.
"Kalau makam Islam rata-rata kedalamanan kerangka 1,5 meter dari permukaan tanah. Kondisi kerangka juga telentang, tangan di dada. Nah, yang ini posisinya tengkurap, lalu tertutup bebatuan, ini menjadi pertanyaan sekali," katanya.
Selain itu, sebelumnya telah ditemukan beberapa temuan kerangka-kerangka individu tak utuh. Seperti tengkorak kepala, kaki, famour di area sektor A, B, dan C Situs Kumitir yang diduga merupakan lokasi Puri Bhre Wengker berdasarkan rujukan kitab Negarakertagama di zaman Majapahit.
BACA JUGA: Warga Temukan Batu Pipi Tangga di Area Situs Kumitir, Diduga Bagian dari Bangunan Cagar Budaya
"Semuanya akan kita kumpulkan dan dilakukan penelitian, masih menunggu tim ahli dari Unair turun ke lapangan melakukan pemantauan temuan. Dijadwalkan pekan depan mereka bakal datang lagi untuk pengambilan sampel yang dilanjutkan identifikasi lebih mendalam," katanya.
Hanya saja, dirinya melihat ada tiga kemungkinan konteks kombinasi bongkahan batu dengan struktur batu bata merah berukuran besar di lahan yang dianggap warga sekitar merupakan lahan pemakaman leluhur yang hanya terdapat bebatuan besar berbentuk persegi di atas tanah.
Dari temuan yang ada juga menimbulkan spekulasi apakah situs ini terkena bencana alam banjir lahar dingin sebab banyaknya temuan boulder atau apakah sengaja diuruk untuk menenggelamkan situs. Bahkan batu-batu besar yang ditemukan merupakan kontruksi bangunan utama di Situs Kumitir.
"Sehingga kerangka ini bisa memberikan jawaban proses terbenamnya Situs Kumitir di Trowulan. Bahkan bisa memberi gambaran masa Majapahit," kata Wicak.