Senin, 30 March 2020 12:00 UTC
SEBARAN COVID. Peta sebaran Covid-19 di Kabupaten Mojokerto per 28 Maret 2020. Dok: covid19.mojokertokab.go.id
JATIMNET.COM, Mojokerto – Melihat tren kenaikan pasien positif, terduga (suspect), dan berisiko terinfeksi Corona di berbagai daeah, komunitas Gagas Millenial mendesak Pemkab Mojokerto menerapkan karantina wilayah. Gagas Millenial adalah perhimpunan pemuda dari berbagai latar belakang dan profesi di Kabupaten Mojokerto.
Di Kabupaten Mojokerto hingga Minggu, 29 Maret 2020, tercatat ada 143 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 22 Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sedangkan pasien yang positif Covid-19 masih nihil.
Kebijakan karantina wilayah tersebut dianggap perlu mengingat Kabupaten Mojokerto merupakan wilayah transit antar kota dan provinsi serta berbatasan dengan sejumlah daerah yang masuk kategor zona merah Covid-19.
BACA JUGA: Hasil Swab Diterima, Lima PDP di Mojokerto Negatif Covid-19
Kabupaten dan kota yang masuk zona merah atau sudah terdapat kasus positif yang berbatasan dengan Mojokerto di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Gresik, dan Kabupaten Malang.
Koordinator Gagas Millenial Mojokerto Aqib Ma’rufin mendesak pemkab bersama aparat terkait memperketat jalur lalu lintas keluar dan masuk Kabupaten Mojokerto. Menurutnya, setiap orang yang masuk Mojokerto harus dilakukan pemeriksaan baik kepentingannya dan kondisi kesehatannya.
“Jika tidak, ini bisa berbahaya. Karena virus ini tidak terlihat. Bahkan, orang yang terjangkit virus ini bisa tidak merasakan apa-apa namun dia sebagai pembawa virus ini kepada orang di sekitarnya,” kata Aqib, 30 Maret 2020.
Ia juga mengingatkan potensi penularan di wilayah industri seperti para buruh yang berkumpul dalam jumlah besar saat aktivitas kerja.
BACA JUGA: Kabupaten Mojokerto Mulai Semprot Disinfektan Massal
Jika tidak dilakukan karantina, menurutnya, potensi ODP maupun PDP Covid-19 bisa bertambah cepat. "Sebelum itu terjadi, seyogyanya karantina wilayah dilakukan sambil memberi pemahaman yang masif di masyarakat agar masyarakat juga paham pentingnya pembatasan ini sehingga virus tidak menyebar lebih luas," katanya.
Menurutnya, pemerintah juga harus segera mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan wabah virus ini. Pemerintah juga diimbau memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) terutama bagi tenaga medis dan melakukan pembagian masker ke masyarakat, serta sosialisasi tentang pentingnya pola hidup bersih.
BACA JUGA: Sekolah Libur dan Wisata Mojokerto Ditutup, Pedagang Sepi Pembeli
"Harusnya ditekankan lebih konkret lagi kepada masyarakat bahwa sudahi keluar rumah jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak. Taati aturan pemerintah sebaik mungkin, pembatasan bukan soal formalitas belaka, tapi memang benar-benar kondisi yang mengharuskan kita untuk tak berinteraksi langsung,” katanya.
Ia juga meminta pemerintah menjamin ketersediaan sembako murah. "Jangan sampai kondisi seperti ini dimanfaatkan orang yang ingin mengeruk keuntungan dengan menaikkan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok sebagaimana terjadi pada masker dan sejumlah bahan lain diakibatkan virus corona ini," ujarnya.