Rabu, 17 July 2024 10:00 UTC
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat menyampaikan sambutan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra), Rabu, 17 Juli 2024. Foto: Dinas Kominfo Kab. Mojokerto
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menekan angka stunting untuk mewujudkan zero stunting dan generasi emas tahun 2045 di Bumi Majapahit.
Oleh karena itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati terus menggalakkan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).
Program Gelora Cinta dan Satyangatra yang diinisiasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto itu kali ini menyasar ibu balita, ibu hamil, dan ibu usia subur di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Pada kesempatan tersebut, Ikfina mengajak para peserta untuk berdialog dan konseling seputar kesehatan keluarga untuk mewujudkan keluarga sejahtera yang senantiasa menjaga kesehatan, terutama kesehatan anak.
BACA: Turunkan Angka Stunting, Pemkab Mojokerto Gandeng Ubaya Fokus Program Matching Fund
Ikfina mengatakan alasan utama Pemkab Mojokerto sangat gencar menekan angka stunting karena dampak stunting yang bisa mempengaruhi kecerdasan anak di bawah rata-rata.
"Bagi orang tua yang punya anak balita, jangan sampai jatuh dalam status stunting yang berpengaruh terhadap perkembangan otak, sebab jika bayi-bayi lahir dalam kondisi stunting, maka dapat berisiko mengurangi kecerdasan hingga 20 persen di bawah standar," kata Ikfina, Rabu sore, 17 Juli 2024.
Ikfina menambahkan salah satu upaya untuk mencegah bayi agar tidak mengalami stunting, yakni memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.
"Begitu lahir bayi harus diberi ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan, baru diberi makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun," ujarnya.
BACA: Tekan Stunting, Pemkab Mojokerto Bentuk 856 Tim Pendamping Keluarga
Bupati yang sempat berprofesi sebagai dokter itu juga mengimbau agar para ibu hamil tidak melahirkan bayi prematur. Sebab, bayi prematur memiliki berat badan di bawah normal yang dapat menyebabkan stunting.
Ikfina menganjurkan agar para calon ibu sejak remaja tidak mengalami kurang gizi terutama zat besi. Hal ini bisa ditandai dengan lingkar lengan wanita yang minimal harus berukuran 23,5 sentimeter.
"Kelahiran bayi stunting sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin, bahkan sejak masih remaja dengan mencukupi zat besi supaya tidak kurang darah. Semuanya memang harus kita awasi dari awal, bahkan pengantin perempuan disyaratkan agar lingkar lengannya tidak boleh kurang dari 23,5 sentimeter," katanya.