Kamis, 14 April 2022 05:00 UTC
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Mojokerto, Kamis 14 April 2022. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sebanyak 856 tim pendamping keluarga dibentuk guna percepatan penurunan bayi stunting. Upaya ini untuk mempercepat penekanan dan penurunan angka bayi dengan gizi buruk maupun stunting di Kabupaten Mojokerto secara masif.
Pembentukan ini merupakan hasil kerjasama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) dengan Pemkab Mojokerto dan Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga (TPKK) Mojokerto.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, saat ini angka bayi stunting di tingkat nasional mencapai 24,3 persen. Ia mentargetkan di tahun 2024 mendatang, angka stunting bisa turun diangka 14 persen. Disebabkan Indonesia akan memasuki periode Indonesia emas.
Baca Juga: Ini Daerah Stunting Terendah di Jatim, Kota Mojokerto Hanya 6,9 Persen
"Di tahun 2025 ada namanya bonus demografi, kalau kita stuntingnya masih satu diantara empat stunting masih susah sekali memanfaatkan bonus demografi," ucap Hasto, Kamis 14 April 2022.
Maka dari itu, percepatan penurunan stunting terus dilakukan. Untuk tahun ini, ia mentargetkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 21,4 persen sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo. Saat ini pun BKKBN terus getol menggandeng semua pihak untuk bahu-membahu guna melakukan percepatan penurunan stunting.
"Percepatan penurunan stunting juga sekaligus untuk program keluarga, maka tadi ada program orang tua hebat yang digagas Ketua PKK Jatim, ini semua muaranya pada kualitas keluarga," ucap Hasto.
Baca Juga: Capai Zero Stunting, Orang Tua Diminta Proaktif Lapor Kondisi Anaknya ke Pendamping Kesehatan
Selain itu, upaya konkrit lainnya yang dilakukan yakni dengan membentuk struktur dari pusat hingga tingkat bawah. Seperti yang dilakukan di Mojokerto dengan membentuk 856 tim pendamping keluarga.
Dimana mereka terdiri dari bidan, kemudian PKK, kemudian Kader KB. "Keluarga itu kita dampingi, supaya keluarga itu ya kalau nikah periksa dulu, kalau mau hamil sehat dulu dan seterusnya," tukas Hasto.

Ketua TPKK Jatim, Arumi Bachsin saat memberikan penghargaan ke Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kamis 14 April 2022. Foto: KArin
"Yang lebih penting adalah bagaimana kita melakukan pencegahan jangan sampai ada stunting-stunting baru, dari para calon pengantin dan ibu-ibu hamil," kata Ikfina.
Selain itu juga penanganan balita yang terindikasi stunting. Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menyebutkan jika penanganan bayi yang terindikasi stunting harus mendapakat penanganan yang spesifik sehingga bisa tumbuh dengan normal.
Baca Juga: Ini Cara Mencegah Stunting pada Anak sejak Masa Kehamilan
"Ada 856 tim pendamping keluarga yang sudah kita bentuk, satu tim terdiri dari 3 orang, dan itu sudah sangat cukup. Karena satu desa itu ada 2 sampai 3 tim, sehingga percepatan penurunan stunting bisa dilakukan," tukas Ikfina.
Sementara itu, pada acara yang digelar di Pendopo Graha Maja Tama itu, Bupati Ikfina juga melaunching tim Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) ditingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Mojokerto. Diharapkan keberadaan PIK-R ini bisa menekan kenakalan remaja.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga dilakukan pembukaan Sekolah Orang Tua Hebat oleh Ketua TPKK Jatim, Arumi Bachsin yang notabene istri dari Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak. Selain membuka sekolah, Arumi juga menyerahkan bantuan sarana dan prasarana Sekolah Orang Tua Hebat. (Inforial)