Logo

Taman Hutan Raya di Surabaya Tetap Buka, Protokol Kesehatan Diperketat

Reporter:,Editor:

Kamis, 09 July 2020 15:00 UTC

Taman Hutan Raya di Surabaya Tetap Buka, Protokol Kesehatan Diperketat

TAHURA. Petugas PMK dan DKRTH tengah melakukan penyiraman tanaman di Taman Hutan Raya (Tahura) Waru Gunung, Surabaya, dengan menerapkan protokol kesehatan, Kamis, 9 Juli 2020. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Meski di tengah pandemi Covid-19, perawatan atau pemeliharaan Taman Hutan Raya (Tahura) di Kota Surabaya berjalan rutin seperti biasa. Namun, tetap menjalankan protokol kesehatan seperti petugas pakai masker.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang menyatakan setidaknya ada 12 Tahura yang dikelola dan dipelihara rutin oleh DKPP Kota Surabaya. Salah satunya Tahura Waru Gunung.

"Perawatan kita rutin setiap hari, ada petugas kita di setiap Tahura itu. Tapi protokolnya tetap berjalan, seperti petugas pakai masker," kata Herlambang, Kamis, 9 Juli 2020.

Selain mewajibkan memakai masker, juga disediakan tempat cuci tangan. Untuk bisa menikmati keasrian Tahura, pengunjung harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Setiap pengunjung yang datang wajib pakai masker, jaga jarak, dan tidak bergerombol.

BACA JUGA: Urban Farming, Cara Surabaya Tingkatkan Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

"Tempat cuci tangan juga sudah kita sediakan, kita pasang," ia mengungkapkan.

Dalam penyemprotan tanaman, pihaknya dibantu Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) dan Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) khususnya ketika pemeliharaan tanaman di lahan baru.

Herlambang menegaskan karena beberapa Tahura telah dilengkapi Sentra Pedagang Kaki Lima (PKL), maka setiap pedagang dan pembeli wajib menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya melarang pedagang berjualan jika tak menerapkan protokol kesehatan.

"Saya waktu awal itu tidak mau buka kalau mereka (pedagang) tidak menerapkan protokol kesehatan. Saya minta jika buka, maka protokolnya juga harus siap. Kita batasi juga jumlah pengunjungnya," ujarnya.

BACA JUGA: Surabaya Atur Protokol Kesehatan Tempat Olahraga hingga Hiburan, Ini Rinciannya

Seperti yang sudah dilakukan di Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya. Pengelola menerapkan one gate system atau pemberlakuan satu pintu atau satu jalur. Tujuannya supaya pengunjung tak saling berpapasan untuk mencegah penularan Covid-19. Setiap pengunjung juga diperiksa suhu tubuhnya dengan thermogun dan disemprot disinfektan.

"Seperti di MIC (Mangrove Information Center) Wonorejo itu ada sentra PKL juga. Kita batasi pengunjung kalau ramai, tapi selama ini tidak terlalu ramai," ia menambahkan.

Di beberapa titik tertentu juga telah disiagakan petugas pengawas. Mereka bertugas mengontrol setiap pengunjung yang datang. Bahkan ketika ada pengunjung yang tak pakai masker, petugas tak segan untuk melarang masuk ke lokasi.

“Pengunjung ketika mereka masuk sudah kita kontrol. Petugas pengawas juga pakai face shield dan melakukan pemeriksaan thermogun (suhu tubuh). Kita juga batasi jika pengunjung ramai,” ia memungkasi.