Minggu, 03 February 2019 13:15 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur optimistis pertumbuhan pusat pembelanjaan 2019 dalam tren bagus. Meskipun memasuki tahun politik.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi yakin pusat pembelanjaan mampu tumbuh 10-15 persen di tahun ini. Faktor pesta demokrasi justru dianggap membawa berkah bagi kinerja retailer.
"Selama stabilitas keamanannya bisa dipertahankan sampai usai Pemilu, kami tetap optimistis tetap akan tumbuh," ujar Sutandi, Minggu 3 Februari 2019.
BACA JUGA: Ini Masjid dan Musala di Pusat Perbelanjaan
Baginya, momen pemilihan umum perputaran uang semakin banyak. Daya beli masyarakat cukup tinggi. Sehingga, bukan tidak mungkin pertumbuhan mall lebih baik dibanding tahun lalu yang hanya berada di level 8-9 persen.
Masih menurut Sutandi, selain prediksi perputaran uang yang bertambah di pemilu, pertumbuhan mall juga didorong dengan pengembangan pusat pembelanjaan.
Ia mencatat sepanjang 2019 setidaknya ada beberapa yang melebarkan sayapnya. Yakni Perluasan Pakuwon Mall 3 yang rencananya akan mulai beroperasi pada September 2019. Dan perluasan Galaxy Mall 3 yang rencananya akan mulai beroperasi pada Februari 2019.
BACA JUGA: Urus Paspor Bisa Lebih Cepat di Mall
Kemudian perluasan East Coast Center (ECC) 2 yang rencananya akan mulai beroperasi pada akhir 2019. "Lalu ada lagi dari retailer yang membuka cabang baru. Salah satunya yang bergerak di bidang Food and Beverage (F&B) dan Beauty," sebutnya.
Sutandi mengaku, pertumbuhan pusat perbelanjaan tahun ini masih didominasi oleh proyek perluasan dari mall yang sudah ada sebelumnya. Mereka coba melebarkan sayap.
BACA JUGA: Lima Produk Indonesia Diluncurkan di Jaringan Tmall Global
Sedangkan untuk tren pusat pembelanjaan, dirinya menyebutkan ada pergeseran konsep. Mall tidak lagi soal belanja. Melainkan sudah berlomba ke arah untuk lebih mengakomodir semua gaya hidup dan keperluan hidup manusia modern.
"Masyarakat sekarang cenderung makan di rumah bersama keluarga, rapat di luar. Itu dinilai turut menyuburkan pertumbuhan bisnis Food and Beverage (F&B) di Surabaya," bebernya.