Logo

Tahun Ini Gerakan Rejoso Kita Fokus Wilayah Hilir

Reporter:

Senin, 07 October 2019 06:00 UTC

Tahun Ini Gerakan Rejoso Kita Fokus Wilayah Hilir

Seminar World Agroforestry (ICRAF) untuk Gerakan Rejoso Kita 2019 di Pasuruan. Foto: Ist

JATIMNET.COM, Pasuruan - Setelah mengarap wilayah DAS Rejoso wilayah hulu dan tengah pada 2016-2018, tahun ini Gerakan Rejoso Kita 2019 fokus pada pengelolaan wilayah hilir, yaitu wilayah Kecamayan Winongan dan Gondang Wetan. 

Rencana tersebut ditegaskan dalam kegiatan World Agroforestry (ICRAF) melalui seminar "Pertanian Berkelanjutan, Emisi Karbon Rendah dan Ko-Investasi Sumberdaya Air di DAS Rejoso" pada Senin, 7 Oktober 2019 di Pasuruan, Jawa Timur. 

"Oktober ini kami akan mulai percontohan penanaman padi sistem ramah lingkungan termasuk pola tanam jajar legowo seluas 0.5 hektare di Desa Keboncandi dan Wonosari," kata Koordinator Program dari ICRAF, Ni'matul Khasanah.

Ia melanjutkan, "Kami kerjasama dengan petani dan kelompok tani di bawah pengawasan ahli dari Balingtan. Setelah percontohan ini selesai, petani akan melakukan penanaman sistem jajar legowo secara serentak di areal seluas 30 hektare."

BACA JUGA: RUU Minerba Mirip Bandar Narkoba

Kegiatan ICRAF dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pasuruan, HM Soeharto. Seminar ini menghadirkan pembicara dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan serta Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Sebelumnya, Gerakan Rejoso Kita adalah kolaborasi multipihak yang berupaya melestarikan DAS Rejoso (Pasuruan – Jawa Timur) melalui kegiatan-kegiatan percontohan berbasis penelitian seperti konservasi lahan, penanaman pohon dengan sistem agroforestri, pertanian berkelanjutan, efisiensi pemanfaatan air, serta peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan kelembagaan.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan 2019 ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Rejoso Kita 2016-2018 yang telah berhasil membangun percontohan skema pembayaran jasa lingkungan dimana petani mendapatkan insentif finansial atas upaya konservasi tanah serta penanaman pohon di lahan milik masing-masing. Sebanyak 174 petani pemilik 106.6 hektare lahan di 7 desa di bagian hulu dan tengah DAS Rejoso bergabung dalam skema tersebut.

Gerakan Rejoso Kita juga berhasil memfasilitasi pembentukan Forum Peduli DAS Rejoso (FPDR) yang akan mengkoordinasikan upaya-upaya pelestarian DAS Rejoso. FPDR diperkuat dengan SK Gubernur Jawa Timur No. 188/683/KPTS/013/2018 tanggal 16 November 2018.

Kegiatan lain yang akan dilakukan Gerakan Rejoso Kita 2019 adalah mewujudkan efisiensi pemanfaatan air sumur bor di Kecamatan Winongan dan Gondang Wetan melalui sosialisasi prosedur perijinan pembuatan sumur bor serta pengenalan teknologi pembuatan sumur bor yang benar.

HM Soeharto menggarisbawahi, anugerah air berlimpah yang dimiliki DAS Rejoso bisa jadi tidak akan selamanya dapat dinikmati bila tidak bijak dalam memanfaatkan. "Alhamdulillah sekarang kita mendapat dukungan dari Gerakan Rejoso Kita untuk melestarikan sumber daya air. Juga menjaga ketahanan pangan," katanya.

"Kita sampaikan terimakasih. Semua yang terlibat diharapkan dapat berkontribusi aktif. Kami berharap Gerakan Rejoso Kita dapat menjadi contoh, memberi format dan solusi, yang harus dilakukan oleh warga Kabupaten Pasuruan," ujar Soeharto menambahkan.