Rabu, 13 May 2020 23:00 UTC
RAPID TEST. Petugas di Surabaya melakukan tes cepat atau rapid test Covid-19 massal di salah satu wilayah di Surabaya. Foto: Restu Cahya
JATIMNET.COM, Surabaya – Dalam upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19, tes cepat atau rapid test massal dilakukan di sejumlah wilayah Kota Surabaya. Terhitung sejak bulan April hingga 12 Mei 2020, total sebanyak 7.223 orang yang menjalani rapid test untuk mendeteksi dini Covid-19.
Dari 7.223 orang tersebut terdiri dari 4.585 Orang Tanpa Gejala (OTG) dan hasilnya 650 orang reaktif dan 3.935 orang negatif. Kemudian Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 641 orang dan hasilnya 51 orang reaktif dan 590 orang negatif.
“Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) jumlahnya 160 pasien yang di dalamnya terdapat 41 pasien reaktif dan 119 pasien negatif,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di halaman Balai Kota Surabaya, Rabu, 13 Mei 2020.
BACA JUGA: Rapid Test Massal, Surabaya Tambah Kapasitas Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Sedangkan untuk tenaga kesehatan (nakes) berjumlah 1.837 orang yang menjalani tes cepat. Hasilnya, 46 nakes reaktif dan 1.791 nakes negatif. Hingga Rabu, 13 Mei 2020, rapid test sudah dilakukan di tujuh daerah antara lain Sawah Pulo, Kebon Dalam Tengah, Dupak Timur 4, Gresik PPI Pasar, Tenggilis Utara 2, Gubeng Masjid 1, dan Wonorejo Rungkut.
“Masing-masing wilayah koordinasinya dengan Puskesmas. Kalau kemarin itu Rungkut Kidul dan Manukan Kulon Mukti. Kemudian Gresik PPI Pasar sebagian sekarang ada yang kemarin,” ia menjelaskan.
Dalam menentukan lokasi rapid test, Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini melihat data terlebih dahulu. Jika terdapat daerah dengan jumlah warga yang terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak, maka di tempat itu yang akan dilakukan rapid test serentak.
"Ssetelah saya lihat data, yang banyak dimana? Oke di situ dilakukan rapid test,” ia menerangkan.
BACA JUGA: Cegah Penularan Covid-19, Tim Gugus Surabaya Lakukan Metode Sarang Tawon
Namun, ada beberapa lokasi yang menurut data tidak terlalu banyak masyarakat yang terkena pandemi ini. Misalnya daerah Wonokusumo, dari 100 warga yang menjalani rapid test tidak ditemukan satu pun yang reaktif.
“Semua negatif. Artinya yang utama adalah tempat yang kasusnya besar,” ia mengungkapkan.
Meski hasil reaktif dari rapid test ini terbilang tinggi, namun belum tentu hasil swab-nya juga demikian. Berdasarkan pengalaman, beberapa waktu lalu ada beberapa kasus yang rapid test-nya reaktif.
“Tapi saat dilakukan tes swab hasilnya negatif bahkan swab dua kali hasilnya negatif,” ia memaparkan.
Meski begitu, setiap wilayah memiliki kasus yang berbeda-beda. Terutama daerah yang angka kasusnya besar. “Seperti di Manukan, Kedung Baruk, dan Wonorejo, saya minta untuk disisir lagi,” ia memungkasi.