Sabtu, 01 December 2018 11:25 UTC
Mahasiswa Universitas Bhayangkara yang tergabung dalam UKM Drugs Free Community (DFC) menggelar aksi di perempatan Polisi Istimewa mengampanyekan gerakan anti HIV/AIDS dan meminta tidak ada pengucilan pada ODHA. Foto : Nani Mashita
JATIMNET.COM, Surabaya – Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak di Indonesia. Hingga September 2018, jumlah Orang Dengan HIV/AIDS sebanyak 47.396 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr. Kohar Hari Santoso tidak membantah bila Jatim menempati urutan pertama dengan jumlah ODHA tertinggi di Indonesia.
"Ada beberapa faktor seperti jumlah penduduk kita (Jatim) besar dan teman-teman di lapangan aktif melakukan pemantauan dan pelaporan," kata Kohar saat dihubungi via ponselnya, Sabtu 1 Desember 2018.
BACA JUGA: Fakta Dan Mitos Seputar HIV/AIDS
Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan jumlah ODHA di Jatim mencapai 47.396 pasien per September 2018. Adapun jumlah penderita AIDS sebanyak 699 orang per Juni 2018.
Mayoritas ODHA adalah laki-laki sebanyak 61,64 persen dan perempuan 38,36 persen. Berdasarkan kelompok umur, ODHA berusia produktif. Di peringkat tertinggi, usia ODHA yaitu 35-34 tahun sebanyak 4.050 orang, di peringkat kedua berusia 25-29 tahun sebanyak 3.940 orang. Disusul kemudian ODHA berusia 35-39 tahun sebanyak 2.995 orang.
"Tetapi ada kecenderungan penderita enggan memeriksakan diri karena faktor ketakutan serta stigma dari masyarakat," katanya.
Yang menarik, kasus ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS di Jatim cukup tinggi yaitu 3.440 perempuan. Pengobatan antiretroviral (ART) HIV/AIDS ini menempati peringkat kedua setelah profesi wiraswasta sebanyak 3.611 penderita.
BACA JUGA: Mahasiswa: Stop Diskriminasi Terhadap ODHA
"Perempuan ibu rumah tangga angkanya memang trennya mengalami peningkatan karena biasanya dia tidak tahu kalau suaminya punya perilaku seksual menyimpang," ujarnya.
Di lihat dari tempat tinggal, Kota Surabaya menempati urutan pertama dengan jumlah kasus AIDS yang mencapai 2.227 kasus, disusul Kabupaten Malang dengan jumlah kasus 1.701. Pasuruan menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus 1.638 dan Sidoarjo dengan jumlah kasus 1.553. (Data Dinkes Jatim per s/d Juni 2018)
"Kalau memang akhirnya positif HIV/AIDS maka tentu akan kami obati, terutama menekan pertumbuhan virusnya lewat pemberian ARV (antiretroviral) di rumah sakit atau puskesmas yang sudah kami beri latihan. Karena pemberian ARV tidak bisa sembarangan," katanya.
Kohar juga mengimbau agar publik berhenti memberi stigma kepada ODHA. Dia mengatakan ODHA tetap berhak untuk bisa berkarya sehingga tidak seharusnya diperlakukan berbeda. “Jangan kucilkan mereka karena tetap mampu untuk berkarya,” pungkasnya.
