Sabtu, 01 December 2018 10:55 UTC
Mahasiswa Universitas Bhayangkara yang tergabung dalam UKM Drugs Free Community (DFC) aksi di perempatan Polisi Istimewa, Sabtu 1 Desember 2018. Foto: Nani Mashita
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak 70 mahasiswa Universitas Bhayangkara yang tergabung dalam Unit Kesehatan Mahasiswa Drugs Free Community (DFC) menggelar aksi di perempatan Polisi Istimewa, Sabtu 1 Desember 2018. Mereka mengampanyekan gerakan anti HIV/AIDS dan meminta ODHA tidak dikucilkan.
Para mahasiswa ini menggelar aksi di empat titik di perempatan Jalan Polisi Istimewa Surabaya. Setiap kali lampu merah menyala, peserta aksi langsung bergerak menyebarkan selebaran mengenai bahaya dan penanganan HIV/AIDS kepada pengendara mobil dan motor. Juga ada yang membentangkan spanduk dan poster, serta berorasi.
BACA JUGA: Surabaya Peringkat Pertama Jumlah Kasus HIV/AIDS
“Salah satu yang menjadi tuntutan kami adalah penghentian perlakuan diskriminasi kepada ODHA,” kata Ketua Pelaksana Peringatan Hari AIDS Sedunia, Qintha Eky Shafirra, ditemui di lokasi aksi.
Dia menyebut saat berkegiatan banyak menemukan fakta bahwa masyarakat masih belum sepenuhnya utuh memahami penularan HIV/AIDS. Yaitu lewat transfusi darah, hubungan seksual dan ibu hamil yang tertular HIV/AIDS. “Tapi banyak masyarakat yang mengucilkan ODHA, mereka takut bersalaman misalnya, karena ada anggapan tertular,” ujarnya.
BACA JUGA: Fakta Dan Mitos Seputar HIV/AIDS
Banyak kasus yang ditemuinya semisal ada seorang siswa asal Jakarta yang dilarang bersekolah karena menderita HIV/AIDS. Juga ada kasus seorang ibu asal Surabaya terpisah dari anaknya karena menghindarkan agar anaknya tidak ikut dikucilkan karena ibunya menderita HIV/AIDS. “Stop mendiskriminasi ODHA karena mereka punya hak untuk pendidikan, punya hak untuk berkarya, punya hak hidup seperti manusia pada umumnya,” pintanya.