Senin, 28 November 2022 08:20 UTC
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat di salah satu sudut yang merupakan juara umum program kampung iklim dapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI). Foto: Diskominfo Kota Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Kota Surabaya memboyong banyak penghargaan dalam Program Kampung Iklim (Proklim) di tahun 2022 dari Program Kampung Iklim (Proklim), yakni 12 trophy.
12 Juara dalam Proklim tersebut adalah dari Kelurahan Kebonsari mendapat Trophy Lestari, RW 07 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Trophy Utama, RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Manukan Kulon mendapat Sertifikat Utama, dan RW 02 Kelurahan Medokan Semampir mendapat Sertifikat Utama.
Selanjutnya, RW 06 Kelurahan Kandangan mendapat Sertifikat Utama, RW 02 Kelurahan Bulak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Tanah Kali Kedinding mendapat Sertifikat Utama,
Kemudian dari RW 05 Kelurahan Kedung Baruk mendapat Sertifikat Utama, RW 05 Kelurahan Ketintang mendapat Piagam Madya, RW 12 Kelurahan Medokan Ayu mendapat Piagam Madya.
Baca Juga: Rungkut Kidul dan Kedung Baruk Surabaya Juara Umum Program Kampung Iklim 2022
“Tujuan utamanya untuk mengupayakan pengendalian iklim, tidak hanya lingkungan tetapi juga penunjang lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Senin 28 November di sela mendampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin 28 November 2022.
"Maka, untuk keberlanjutannya nanti, kampung harus diperhatikan karena mereka sudah punya semangat, sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga harus dipenuhi. Seperti arahan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa mengutamakan Zero Waste. Serta, RW juga harus mendampingi RW lainnya untuk saling menularkan semangat,” imbuhnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Ketua RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul Kota Surabaya, Surachman mengatakan bahwa sebagai bentuk konsisten dan keberlanjutan dari berbagai inovasi tersebut, pihaknya akan menguatkan manajemen keterbukaan dan kebersamaan.
“Kita sudah memiliki Kelompok Perikanan, Kelompok Pertanian, dan UMKM. Serta, telah membentuk manager, marketing, dan anggaran sudah tertata,” kata Surachman.
Baca Juga: Panen Sayur Hidroponik di Kampung Juara Proklim KLHK
Tak hanya itu saja, ia mengaku bahwa budidaya buah naga di RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul hingga saat ini telah menghasilkan 3 kuintal hasil panen dari 126 pohon. Sedangkan untuk pengolahan RO Air Siap Minum, pihaknya mampu menghasilkan 50 galon air setiap harinya.
“Proses airnya di Balai RW, air limbah ditarik dengan pompa dan disaring pasir kuarsa dan karbon aktif. Hasilnya bisa 50 galon dan dinikmati oleh warga. Saya juga tadi menunjukkan hasil laboratorium ITS kepada Pak Wali,” ungkap dia.
Senada dengan Surachman, Yoyok Roy Sanjaya anggota Kawula Muda (KAMU) RW 09 Kelurahan Rungkut yang bertugas menjaga Crab House menjelaskan, bahwa pihaknya melakukan proses penggemukan kepiting yang dilakukan memakan waktu dua minggu hingga setengah bulan dengan menggunakan air payau. Material yang digunakan, juga menggunakan material bekas seperti 49 jerigen air yang berfungsi sebagai wadah penggemukan kepiting.
“Kami membeli kepiting yang kurus dari nelayan dengan harga Rp. 40.000 per kilogram. Lalu kami lakukan penggemukan dengan hasil jual 20-30 persen dari harga beli. Artinya, sekitar Rp 70.000 - Rp 90.000 harga jual per kilogram,” ungkap Yoyok.
Pada panen pertama sekitar satu setengah bulan yang lalu, Crab House bisa melakukan penggemukan kepiting hingga mencapai 8 kilogram. “Panen perdana kita makan-makan bersama warga, untuk periode yang ini kami akan mencoba menjual kepada warga,” pungkasnya.