Selasa, 15 January 2019 03:44 UTC
Squzzle, media pembelajaran matematika bagi penyandang tunanetra. Foto: Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Penyandang tunanetra tak perlu risau belajar matematika. Sebab, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya baru saja membuat inovasi media belajar mengenal bangun datar untuk penyandang tunanetra.
“Sebelumnya kami observasi di salah satu Yayasan Pendidikan Anak-Anak Buta (YPAB), dan keluhannya tidak bisa mengajarkan bangun datar pada siswa,” kata Ketua Tim Amirul Latif.
Media belajar yang dibuat Amirul dan Herawati ini diberi nama Squzzle singkatan dari Square Puzzle Matemathic.
Media ini terbuat dari limbah kayu, dibuat berbentuk bangun datar dan berwarna. Terdapat dua media dalam Squzzle, yakni bangun datar berbentuk segitiga dengan jumlah enam segitiga sebagai dasar mengenal konsep berbagai bentuk bangun datar.
“Jadi siswa bisa menyusun segititiga dengan menempelkannya ke segitiga yang lain. Seperti dua bangun datar segitiga akan membentuk segiempat, dan seterusnya,” tambahnya.
BACA JUGA: Luper, Media Pembelajaran Matematika Dari Barang Bekas
Amirul menyampaikan, konsep dasar bangun datar ini terbuat dari gabus yang setiap sisinya diberikan alat bantu perekat yang biasanya digunakan untuk tas maupun kain. Sedangkan media pembelajaran tahap dua adalah mempelajari bentuk dan luas bangun datar yang meliputi bentuk segiempat, segitiga persegi panjang, trapezium, jajar genjang.
Bentuk-bentuk bangun datar tersebut diberi lubang kecil. Setiap lubangnya adalah satuan senti dari ukuran luas bentuk datar. Untuk mempermudah penghitungannya, setiap sudut dilengkapi braille untuk menandai setiap sudut, agar memudahkan mengenali kode a, b, c, d.
“Nah, dari kode tersebut, siswa dapat mengetahui bentuk dan luas antara sudut a ke b, b ke c dan seterusnya,” kata Amirul.
Menurutnya, media Squzzle sangat efektif untuk pembelajaran anak penyandang tunanetra, karena media ini memang dibuat khusus. Jika siswa sudah menghitung dan mengenal bentuk bangun datar, siswa bisa mencocokkan ke balok sesuai dengan bentuknya. Media squzzle ini diperkirakan mempermudah anak dengan persentase kurang lebih 85 persen.
Amirul berharap media ini banyak yang menggunakannya agar membantu kegiatan belajar mengajar, karena saat ini memang susah ditemukan media pembelajaran seperti ini. “Saya pernah tahu ada media pembelajaran untuk mengenal bangun datar, namun tidak efektif dan harganya terlalu mahal karena buatan dari luar negeri. Jika membuat media ini, hanya membutuhkan Rp 100 ribu saja,” tutupnya.