Logo

Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan KB untuk Cegah Stunting di Surabaya

Reporter:,Editor:

Rabu, 02 March 2022 23:00 UTC

Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan KB untuk Cegah Stunting di Surabaya

CEGAH STUNTING. Dinkes Surabaya menggelar kegiatan Timbang Serentak di Posyandu yang tersebar di Surabaya, Rabu, 12 Februari 2020. Kegiatan ini juga untuk memantau gizi anak dan mendeteksi stunting. Foto: Restu Cahya

JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani menerima penghargaan dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat. Penghargaan itu diterima Rini dalam rapat kerja daerah bertajuk Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Provinsi Jawa Timur.

Di dalam bingkai penghargaan itu tertulis bahwa TP PKK Surabaya telah berkontribusi dalam Peningkatan Kesertaan Keluarga Berencana pada Kegiatan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Bersama Mitra Kerja pada Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2021.

Usai menerima penghargaan tersebut, Rini mengatakan jika hal tersebut merupakan apresiasi yang diberikan oleh BKKBN pusat dalam rangka menekan angka stunting di Kota Pahlawan.

Rini menjelaskan dalam menekan angka dan mencegah stunting, bukan hanya dengan asupan gizi seimbang untuk ibu hamil dan setelah anak lahir saja, tetapi juga dengan program Keluarga Berencana (KB) dan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) yang digerakkan oleh TP PKK Pendamping Keluarga.

BACA JUGA: Stunting di Surabaya Turun Jadi 1.657

Rini berharap ke depan bisa lebih baik lagi dan menjadi motivasi untuk menekan permasalahan stunting di Surabaya.

"Ini menjadi stimulus bagi kami, memacu lebih cepat lagi mengatasi stunting di Kota Surabaya supaya angka stunting menurun. Matur nuwun (terima kasih) atas apresiasinya dan kami jadikan penyemangat supaya lebih baik ke depannya," kata Rini.

Menurutnya, sampai saat ini di Kota Surabaya masih banyak terjadi kehamilan ibu berisiko melahirkan anak stunting. Biasanya, kehamilan anak berisiko stunting terjadi pada kelahiran ketiga atau keempat. Ia menekankan pentingnya KB untuk mencegah anak terlahir stunting dari hulunya.

BACA JUGA: Langkah Pemkot Surabaya Wujudkan Zero Stunting Tahun 2022

"Jadi yang kita cegah bukan hanya stuntingnya, tapi yang juga kita cegah adalah jangan sampai ada stunting baru di Surabaya," ia menegaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan pentingnya pencegahan stunting dari hulu dengan cara KB.

"Sebenarnya, KB itu untuk pengendalian penduduk agar anak-anak yang terlahir itu berkualitas. Maka dari itu kita sosialisasikan terus, mulai manfaat dari alat kontrasepsi, seperti penggunaan kondom, Intrauterine Device (IUD), Metode Operasi Pria (MOP), dan Metode Operasi Wanita (MOW)," kata Tomi.

BACA JUGA: Tekan Stunting di Surabaya Lewat Budi daya Ikan dan Sayur Hidroponik

Menurutnya, kontrasepsi itu sebenarnya untuk mengurangi beban hidup dari pasangan suami istri (pasutri). “Salah satunya mencegah anak terlahir stunting," ia menambahkan.

Pencegahan stunting melalui program KB di Surabaya dinilai sangat masif, bukan hanya kepada pasutri, akan tetapi juga kepada catin. Mengapa catin dan pasutri perlu mengikuti sosialisasi soal KB? Karena, ketika anak berada di dalam kandungan hingga terlahir, orang tua harus paham terlebih dahulu tugas dan kewajibannya.

"Bukan hanya memahami tugas dan kewajiban sebagai orang tua saja, akan tetapi juga harus paham soal kewajiban dan hak-hak terhadap anak. Misalnya, hak anak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Orang tua harus tahu. Kalau catin dan pasutri paham soal itu, maka kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berkurang dan stunting juga bisa berkurang," ia mengingatkan.