Logo

Soal Biaya Tasyakuran Kelulusan, Kemenag Panggil MAN 1 Gresik

Reporter:,Editor:

Senin, 19 May 2025 12:00 UTC

Soal Biaya Tasyakuran Kelulusan, Kemenag Panggil MAN 1 Gresik

Suasana pertemuan antara pihak MAN 1 Gresik saat dipanggil Kemenag Gresik bersama Komisi IV DPRD Gresik, di kantor Kemenag Gresik, Senin, 19 Mei 2025. Foto: Agus Salim.

JATIMNET.COM, Gresik – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik akhirnya menyikapi polemik iuran tasyakuran kelulusan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Gresik.

Pihak madrasah dan komite sekolah dipanggil ke Kantor Kemenag pada Senin, 19 Mei 2025. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPRD Gresik Muchamad Zaifuddin dan anggota Komisi IV Imam Syaifuddin.

Dalam tatap muka itu, Kepala MAN 1 Gresik Muhari mengatakan bahwa kegiatan tasyakuran kelulusan telah mendapat persetujuan dari wali murid melalui lewat komite.

Dikatakannya, komite menegaskan biaya yang dibebankan kepada siswa untuk kegiatan tasyakuran dan pembekalan siswa kelas XII sebesar Rp380 ribu per siswa. 

BACA: Iuran Tasyakuran Kelulusan MAN 1 Gresik Rp1,27 Juta per Siswa Disorot

Soal polemik biaya hingga Rp1,2 juta, tidak hanya mencakup soal biaya tasyakuran dan pembekalan saja. Namun, ada beberapa hal lain untuk kebutuhan pribadi siswa.

"Kegiatan tersebut bersifat partisipatif (yang disepakati) melalui musyawarah bersama komite dan wali murid pada tanggal 20 Desember 2024. Tidak ada unsur pemaksaan dalam pelaksanaannya," kata Muhari.

Menanggapi penjelasan itu, Kasi Pendma Kemenag Gresik Masfufah menjelaskan bahwa pihak Kemenag Jatim telah mengimbau agar setiap kegiatan di akhir tahun ajaran tidak membebani wali murid.

"Jadi bentuknya imbauan, agar lembaga yang di bawah koordinasi Kemenag mematuhi aturan itu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV Muhammad Zaifuddin menekankan sekolah tidak boleh asal-asalan melakukan pungutan, apalagi untuk hal yang tidak urgent atau mendesak.

BACA: SMA di Mojokerto Diduga Lakukan Pungutan, Sekolah Dalih Dana Partisipasi Siswa dan Sekolah

Pemerintah, lanjutnya hadir dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka jangan sampai memberatkan wali murid. 

Legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini berpesan agar pihak sekolah transparan dalam membuat kebijakan, sehingga tidak sampai miss komunikasi di masyarakat. 

"Intinya jangan sampai membebani masyarakat, paling penting komunikasi yang baik sehingga tidak ada lagi kejadian hal serupa," tegasnya.