Sabtu, 27 February 2021 01:00 UTC
BEDAH RUMAH: Warga saat melakukan beda rumah dengan bergotong royong memasang dan membangun pondasi bangunan rumah warga miskin yang ditempati Abdul Ghoni, warga Mojokerto, Jumat 26 Februari 2021. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pengabdian dan mengayomi sebagai seorang polisi ini ini benar-benar nyata ditunjukan oleh salah seorang anggota di Polsek Gondang, jajaran Polres Mojokerto. Yakni Bripka Rohman Djauhari, pengabdian dan mengayomi masyarakat itu ditunjukan dengan nyata melakukan bedah rumah warga.
Rumah itu adalah milik Abdul Ghoni, warga Dusun Seketeti, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Rohman membongkar rumah Abdul Ghoni tidak sendiri, ia dibantu beberapa warga sekitar yang bergotong royong setelah melihat kondisi rumah ditempati Abdul Ghoni.
Sebab, rumah ditempati Abdul Ghoni yang merupakan peninggalan orang tuanya itu hanya berdinding dari pelepah bamboo yang sudah reot dan tidak layak. Apalagi saat turun hujan, atapnya bocor, lantai masih terlihat tanah liat campur pasir. Sehingga saat turun hujan, kondiri rumah yang bocor membuat lantai menjadi becek.
Bahkan, rumah berukuran 4x8 meter per-segi, ditempati pria berusia 29 tahun itu juga tidak ada Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK). Hal inilah membuat Bripka Rohman hatinya berketuk untuk membantu melakukan beda rumah. Apalagi,
Ghoni sapaan akarabnya itu hanya seorang buruh tani yang setiap harinya hanya mencari porang. Penghasilan pun tidak menentu, sehingga kehidupannya serba kekurangan, sehari mendapatkan Rp 65 ribu.
Bripka Rohman yang melihat kondisi itu mengungkapkan, awal dari mengayomi masyarakat bedah rumah itu saat mendapatkan kabar dari salah seorang pemilik lahan porang. Bahwa terdapat warga di Dusun Seketeti tempat tinggalnya tidak layak dan harus dibenahi.
Dari keterangan itulah, Rohman mengecek langsung kondisinya. Hati pun berketuk, begitu melihat sendiri. Apalagi Ghoni ini tidak tinggal sendiri, melainkan bersama istri dan kedua anak-nya yang masih kecil.
“Saya langsung insiatif sendiri membantu melakukan bedah rumah, begitu melihat sendiri secara langsung, rumahnya itu sudah reot dan tidak layak huni,” kata Rohman, Jumat 27 Februari 2021.
Mengingat keterbatasan biaya yang tidak mencukupi, meski Rohman menyisikan penghasilan pribadinya untuk memberikan bantuan melakukan bedah ruma. Rohman pun melakukan membuka donasi untuk membantuk dan meringankan beban Ghoni, agar rumah yang ditempatinya menjadi layak huni.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, dalam sepekan secara spontan sudah terkumpul. Donasinya dari beberapa kerabat terdekat, teman, keluarga dan warga sekitar yang berkenan membantu untuk melakukan donasi.
Donasi pun langsung dibelikan kebutuhan bahan bangunan. "Kita kumpulkan dalam waktu satu minggu, batu bata sudah ada di rumah saya langsung bisa diangkut. Ada yang kasih semen, dan pasir juga," ujarnya.
Dengan banyaknya bahan bangunan yang sudah terkumpul semuanya, Rohman juga dibantu warga sekitar yang jumlahnya sekitar 30 orang. Bahkan, rumah yang ditempati Ghoni berdinding bamboo itu nantinya akan diperluas, yakni dari 4x8 meter persegi menjadi 8x14 meter pesegi.
Proses pengerjaannya pun ditargetkan dalam waktu sepuluh hari ke depan."Pondasinya dari batu alam, yang kerja dari hari ini sampai Minggu nanti warga sekitar secara sukarela. Seninnya baru kita pekerjakan tukang sampai selesai dibangun," bebernya.
Sementara, juragan Ghoni di tempat bekerjaya yakni Suyit menambahkan, bahwa Ghoni baru tiga pekan bekerja di lahan porang miliknya. Dirinya mengetahui kondisi memprihatinkan pekerjanya tersebut, saat mengantarkan gajinya dan melihat rumah ini hanya beralaskan tanah liat.
"Kerja di saya untuk merawat porang, waktu gajihan saya ke sini. Terus saya hubungi Pak Rohman, mantan babin sini. Beliau akhirnya mau bantu dan teman-teman," imbuhnya.
Suyit tak menampik, jika kondisi yang dilihatnya pertama kali saat tiba di kediaman Ghoni sangatlah memprihatinkan. Terbilang tidak layak pakai, bahkan dapur, ruang kamar tidur, dan ruang tamu tak ada sekat sama sekali.
"Loss begitu saja, gak ada bentuk kamar tidur, dapur, apalagi ruang tamu. Tidur juga hanya beralaskan tikar dan bekas banner," imbuhnya.
Abdul Ghoni atau biasa dipanggil Dul, tinggal bersama istrinya Desy Priastuti, 27 tahun dan dua anaknya. Yakni Dedy Febrian, 3 tahun dan Febby Indahmaulia, 1 tahun. Serta kakak lelakinya.
"Dari kecil saya gak tau orang tua laki-laki saya. Saya ndak sekolah sama sekali, kerjanya ya serabutan. Sekarang kerja di porang, alhamdulillah ini dibantu bikin rumah. Senang sekali," ucapnya lirih.
Pria yang hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp 65.000 ribu perhari dari bekerja di lahan porang milik Suyit tak mampu memperbaiki apalagi membangun rumah peninggalan keluarganya ini.
Lantaran, untuk kehidupan sehari-hari saja tak mencukupi."Buat makan saja sulit, ini kerja di porang juga baru. Hari ini dibangunkan rumah, hanya bisa ucapkan terimakasih banyak untuk semua pihak yang bantu, dan tetangga. Sebab saya hanya orang susah," pungkasnya.
