Minggu, 16 February 2020 09:04 UTC
MOTIVATOR. Pengasuh Ponpes PPI Asshiddiqi Putri, Jember Gus Saif mengingatkan warga Sumberagung, Banyuwangi untuk bersholawat selama perjalanan menemui Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa,.Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Lantunan sholawat terdengar di Pondok Pesantren Islam (PPI) Asshiddiqi Putri (ASHRI), Minggu 16 Februari 2020. Sholawat itu untuk mengiringi warga Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi yang berangkat ke Surabaya.
“Jangan lupa salat dan terus baca sholawat. Biar perjuangan kalian berkah,” pesan KH Ayub Saiful Rijal atau akrab disapa Gus Saif, pengasuh Ponpes ASHRI yang ada di kawasan Talangsari, Kecamatan Kaliwates, Jember. Pesan itu disampaikan kepada warga Banyuwangi yang ingin berjumpa dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Sholawat, lanjut Gus Saif, diharapkan memberi energi kepada peserta yang berjumlah sekitar 70 orang itu. Sebab tujuan mereka menghadap Khofifah untuk mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP).
“Sholawat itu elastis, bisa menyemangati, bisa juga mendinginkan emosi,” lanjut pria yang juga keponakan KH Achmad Shiddiq, Rais Akbar NU saat awal berdiri.
BACA JUGA: Tolak Perluasan Tambang, Warga Banyuwangi Bersepeda ke Surabaya Temui Khofifah
Saat berbincang santai dengan Jatimnet.com, Gus Saif mengaku berinteraksi dengan warga Banyuwangi terdampak penambangan emas adalah pengalaman pertama. Dia tergerak untuk membantu sekaligus memfasilitasi warga untuk beristirahat di ponpes yang ia asuh.
“Mereka butuh tempat istirahat. Saya membantu, sebagai bentuk solidaritas sesama rakyat,” Gus Saif menambahkan.
Meski fokus mengasuh ponpes, Gus Saif dikenal cukup kritis terhadap jalannya pemerintahan. Ia mengaku, baru dihubungi aktivis pendamping warga Banyuwangi pada Sabtu 15 Februari 2020 sore.
“Saya waktu itu sedang di Pasuruan, dan langsung pulang saat dihubingi warga. Katanya ada 50 orang, ternyata 70 orang yang ingin menginap di ponpes,” ujar Gus Saif.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Hentikan Penambangan Emas di Tumpang Pitu, Ini Alasannya
Para warga Banyuwangi itu tiba dan istirahat di PPI ASHRI yang merupakan pesantren khusus putri pada Sabtu malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Gus Saif meminta para santrinya menyiapkan nasi bungkus untuk warga yang ikut aksi.
Perjalanan ini menempuh rute sejauh sekitar 310 kilometer menuju kantor Gubernur Jatim, di Surabaya. Menurut rencana, mereka akan singgah di beberapa kota untuk beristirahat sambal mencari dukungan.
Sementara itu, Anang Putra Setiawan, salah satu relawan pendamping mengatakan bahwa warga akan menginap di kantor PC NU Lumajang setelah meninggalkan Jember.
“Warga ada yang mengendarai mobil dan sepeda motor, sebagai antisipasi jika ada yang kelelahan. Jadi yang bersepeda bisa bergantian,” kata Anang. Dia menambahkan aksi bersepeda sebagai bentuk protes terhadap pemerintah daerah yang dianggap abai dengan penderitaan warganya.