Logo

Setelah Kerusuhan Reda, Fuad Ingin Kembali ke Wamena

Reporter:

Rabu, 09 October 2019 08:24 UTC

Setelah Kerusuhan Reda, Fuad Ingin Kembali ke Wamena

Fuad, pengungsi asal Jember, Jawa Timur. Ia tetap ingin kembali ke Wamena nanti jika kondisi sudah aman. Foto: Ist

JATIMNET.COM, Sentani – Fuad tengah duduk sambil mengobrol dengan sesama pengungsi konflik sosial Wamena di posko pengungsian Masjid Al-Aqso, Sentani, Jayapura, Sabtu 5 Oktober 2019. Tak banyak aktivitas dilakukan. Ia tak lagi bekerja sebab mengungsi. Saat itu Fuad hanya berharap bisa pulang ke kampung kelahirannya di Jember, Jawa Timur.

Fuad merupakan salah satu dari ratusan orang yang saat ini menempati pengungsian di Masjid Al-Aqso. Mereka menempati ruangan seadanya untuk istirahat. Sementara untuk pemenuhan makan, mereka menggantungkan pada makanan siap santap dari dapur umum yang disiapkan berbagai pihak. "Untuk sekarang saya hanya ingin pulang ke Jember, belum mau ke Wamena masih trauma," ungkap Fuad kala itu.

Walau keinginannya hanya kembali ke kampung kelahirannya, namun Fuad tetap akan kembali ke Wamena ketika kondisi dapat dipastikan telah kembali aman. Sejak 2003 lalu, ia memboyong keluarganya ke Wamena untuk merantau dan mencari nafkah.

BACA JUGA: Ke Makassar, Pesawat Kemanusiaan Prioritaskan Pengungsi Usia Rentan

Hal yang sama dilakukan Herman, warga Wamena asal Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Belasan tahun ia merantau ke Wamena bersama keluarganya, namun untuk saat ini ia membawa pulang istri dan anaknya kembali ke kampung kelahiran. Herman, keluarganya, serta puluhan orang lainnya menumpang Pesawat Garuda Indonesia yang difasilitasi ACT, pascakonflik sosial Wamena, Sabtu 5 Oktober 2019.

Hingga Sabtu itu, tercatat 15.544 orang telah meninggalkan Wamena untuk mengungsi, seperti dilansir dari CNN Indonesia. Mereka keluar dari salah satu distrik di Kabupaten Jayawijaya itu menggunakan pesawat yang disediakan TNI atau menggunakan pesawat sipil tujuan Sentani. Sebagian besar dari mereka mengungsi tanpa membawa harta benda.

Fuad dan Herman merupakan beberapa di antara korban konflik Wamena yang masih ingin kembali ke Wamena. Untuk saat ini mereka hendak kembali ke kampung kelahiran dan berencana akan kembali ke Wamena tanpa keluarga terlebih dahulu. "Kalau kembali ke sana (Wamena) lagi itu pasti, tapi tanpa keluarga dulu dan belum tahu kapan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi menunggu kondisi aman," kata Herman yang bekerja sebagai pedagang di Wamena.

Kini keadaan di Wamena berangsur kembali kondusif. Kegiatan belajar mengajar pun mulai masuk per Senin 7 Oktober 2019 ini. Walau begitu, kegiatan sekolah masih belum maksimal karena sebagian besar guru dan murid masih mengungsi di luar Wamena. Begitu pula dengan kerusakan-kerusakan bangunan, sebagai dampak konflik yang pecah selama beberapa hari.