Logo

Serunya Lomba Kelereng Balap di Probolinggo yang Diikuti Lintas Usia

Dalam Rangkaian Perayaan HUT ke-80 RI
Reporter:,Editor:

Sabtu, 23 August 2025 12:00 UTC

Serunya Lomba Kelereng Balap di Probolinggo yang Diikuti Lintas Usia

Adu kecepatan kelereng di lintasan yang dilombakan dalam rangkaian perayaan HUT Ke-80 RI di lapangan Desa Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, Sabtu malam, 23 Agustus 2025. Foto: Zulafif.

JATIMNET.COM, Probolinggo – Suasana di lapangan Desa Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo dipenuhi keceriaan, Sabtu malam, 23 Agustus 2025.

‎Ratusan warga memadati arena untuk menyaksikan lomba kelereng balap atau racing marbles yang menjadi bagian rangkaian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

‎Berbeda dengan permainan kelereng biasa, lomba ini dikemas secara kompetitif dengan aturan resmi agar lomba berlangsung adil.

‎Panitia mengharuskan setiap peserta mendaftarkan diri, sekaligus membawa kelereng pribadi. Tidak semua kelereng dapat digunakan. ‎

Hanya yang berdiameter standar, yakni 15 milimeter boleh digunakan bertanding. Aturan ini diterapkan untuk menjamin keadilan dan keseragaman jalannya perlombaan.

‎Sebelum pertandingan dimulai, peserta tampak melakukan persiapan dengan cara unik. Mereka merendam kelereng di wadah berisi pelumas.

BACA:  Lomba Dayung Perahu Tradisional di Juklanteng Digadang Masuk Kalender Event Sampang

‎Setelah itu, peserta menggosok kelereng yang bakal diadu hingga permukaannya licin. Cara ini dipercaya membuat kelereng meluncur lebih lancar.

‎Lintasan lomba menjadi daya tarik tersendiri. Panjangnya sekitar tujuh meter, terbuat dari papan kayu yang dipasang miring dengan sudut kemiringan mencapai 60 derajat.

‎Panitia juga menambahkan halang rintang berupa potongan kayu kecil di sepanjang jalur. Rintangan ini membuat perlombaan semakin menegangkan.

Selain kecepatan, faktor kelincahan kelereng dalam melewati rintangan juga menentukan setiap hasil akhir pertandingan.

‎Perlombaan berlangsung dengan sistem gugur. Di mana setiap babaknya, mempertemukan empat peserta sekaligus.

‎Begitu aba-aba dimulai, kelereng langsung meluncur disambut sorakan penonton. Dua kelereng tercepat otomatis maju ke babak berikutnya.

‎Sedangkan untuk dua kelereng lainnya, terpaksa tersingkir. Pola pertandingan ini terus berlanjut, hingga menyisakan peserta terbaik di babak final.

‎Selama tiga hari pelaksanaan, lomba kelereng balap ini selalu berhasil menyedot penonton dan peserta yang hadir.

BACA: Serunya Lomba Tangkap Ayam Napi Lapas Mojokerto Peringati HUT RI ke-80

‎Tidak hanya anak-anak, orang dewasa hingga warga lanjut usia juga ikut serta dalam perlombaan Kelereng balap yang sudah menjadi tradisi ini.

‎“Bagi saya, ikut lomba ini seperti bernostalgia. Rasanya seperti kembali ke masa kecil,” ujar Hidayat, salah satu peserta.

‎Panitia menyiapkan berbagai hadiah untuk menarik minat warga. Hadiah utama berupa satu unit sepeda listrik ditambah dengan berbagai doorprize.

‎Kepala Desa Kedungsupit Herman menilai kegiatan ini tidak sekadar hiburan, melainkan juga wadah mempererat tali silaturahmi.

‎“Pesertanya lintas usia. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua. Semua terlibat dan bergembira bersama. Inilah esensi peringatan kemerdekaan, membangun kebersamaan di tengah masyarakat,” jelasnya.

‎Herman menambahkan, lomba permainan tradisional seperti ini akan terus digelar di tahun-tahun mendatang sebagai agenda rutin 17 Agustus.

‎Selain melestarikan permainan rakyat, kegiatan tersebut dinilai mampu memperkuat rasa persaudaraan antarwarga desa.

‎Lebih dari sekadar perlombaan, kegiatan ini menjadi simbol kebersamaan, nostalgia masa kecil, serta refleksi nilai perjuangan dalam suasana meriah kemerdekaan.