Kamis, 26 January 2023 23:40 UTC
Ilustrasi aplikasi di smartphone
JATIMNET.COM, Surabaya – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil merancang aplikasi Sarapanku, sebuah platform pembiasaan sarapan bagi mahasiswa rantau.
Aplikasi Sarapanku ini memiliki empat fitur utama, yakni Weekly Subscription Sarapan, Al Generated Menu Recommend, Sarapanku Strike Point, serta Ajak Teman dan Monitor Orang Tua.
“Fitur-fitur tersebut dirancang memang difokuskan terhadap masalah sarapan dan pembiasaannya bagi mahasiswa,” kata Nur Muhammad Ainul Yaqin, Ketua Tim Reveluv ITS selaku perancang aplikasi Sarapanku seperti dikutip dari laman resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Jumat (27/1/2023).
Baca Juga : Prihatin Peretesan, 3 Mahasiswa ITS ini Kembangkan Aplikasi Terintigrasi Dengan Blockchain
Untuk fitur Weekly Subscription Sarapan akan mengarahkan penggunanya untuk berlangganan sarapan selama sepekan. Teknis pembayarannya dilakukan di awal kepada mitra catering di sekitar ITS.
Kemudian, fitur Sarapanku Strike Point digunakan untuk mengumpulkan poin dari pengambilan sarapan yang diantar. Poin yang didapat digunakan untuk menaikkan level di aplikasi serta menikmati promo. “Apabila dalam satu hari pengguna enggan mengambil sarapan, maka poin akan kembali ke nol,” ujar Nur.
Adapun fitur AI Generated Menu Recommend memungkinkan pengguna untuk memilih paket menu mingguan yang sesuai dengan preferensinya. “Dari asesmen yang dikerjakan, dihasilkan paket menu yang juga menyesuaikan dengan ketersediaan menu dari mitra katering,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Informatika angkatan 2020 ini.
Baca Juga : SIG Uji Coba Rekonstruksi SpeedCrete, Cor Jalan Beton Cepat Kering
Tak hanya itu, lanjutnya, Sarapanku juga menghadirkan fitur Ajak Teman dan Monitor Orang Tua. Melalui fitur ini, orang tua mahasiswa akan memperoleh informasi apakah sang anak mengambil sarapan di hari tersebut atau tidak.
“Sedang pada bagian fitur Ajak Teman, bisa menjadi sarana mahasiswa untuk berbagi sarapannya,” imbuh pemuda asal Madiun tersebut.
Nur tergerak merancang Sarapanku karena seringkali menuda sarapan. Ia dan sejumlah rekan mahasiswa kerapkali terkena maag. “Kesibukan kuliah dan organisasi yang cukup padat sejak pagi tidak dipungkiri menimbulkan penyakit yang terlambat disadari,” ungkap dia.
Baca Juga : BRIN Teliti Implikasi Pemimpin Perempuan pada Pendidikan di Kota Mojokerto
Oleh karena itu, Nur bersama dua rekannya merancang aplikasi ini dengan metode double diamond. Melalui metode tersebut, timnya melakukan tiga kali iterasi desain.
Mulai dari melakukan survei untuk menentukan pengguna yang tepat, dilanjut dengan validasi kebiasaan calon pengguna saat menggunakan aplikasi, hingga terbentuk desain akhir dengan peletakkan fitur pada aplikasi yang memudahkan pengguna.