Logo

Sempat Dirawat karena Terluka, Warga Mojokerto Serahkan Elang Jawa

Reporter:,Editor:

Jumat, 18 March 2022 08:40 UTC

Sempat Dirawat karena Terluka, Warga Mojokerto Serahkan Elang Jawa

ELANG JAWA. Burung Elang Jawa yang ditemukan di hutan dan sempat dirawat warga Kabupaten Mojokerto diserahkan ke BBKSDA Jatim, Jumat, 18 Maret 2022. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Warga Dusun Krembung Dumpul, Desa Randubango, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, menyerahkan burung Elang Jawa ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Jumat, 18 Maret 2022.

Ahmad Faizin Bisri, 33 tahun, warga yang menyerahkan hewan dalam kategori dilindungi itu mengatakan, jika pada Kamis, 24 Februari 2022, sekitar pukul 13.30 WIB, sejumlah pemuda menemukan elang bondol di Hutan Sendi, Kawasan Hutan Lindung Perum Perhutani yang berbatasan dengan Taman Hutan Raya Raden Soerjo.

Saat itu, burung dengan nama latin nisaetus bartelsi ini sempat dilihat warga sekitar lokasi sedang bertarung dengan elang Jawa lainnya di atas langit. Hingga akhirnya kedua spesies langka itu jatuh ke tanah.

"Saya dapat laporan dari warga Sendi, terus saya ke sana saat itu (Kamis, 24 Februari 2022). Mereka berkelahi, terus jatuh. Tapi yang satunya (alang Jawa lain) terbang," ujar Faiz.

BACA JUGA: Komunitas Elang Indonesia Kenalkan Karakter Elang Jawa lewat Permainan

Faiz menyebutkan kondisi elang yang diperkirakan petugas BBKSDA Jatim berusia dua tahun ini dalam keadaan terluka. Sayap bagian sebelah kiri cidera dan mengeluarkan darah.

"Kondisinya luka, di bagian sayap sebelah kiri. Sementara di sini saya rawat dan kasih makan setiap hari sama bebek dan ayam. Biar tidak merubah naluri berburunya," ucapnya.

ELANG JAWA. Petugas BBKSDA Jawa Timur mengevakuasi Elang Jawa yang ditemukan di hutan dan sempat dirawat warga Kabupaten Mojokerto, Jumat, 18 Maret 2022. Foto: Karina Norhadini

Setelah hampir tiga pekan ia merawat satwa yang dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia yakni Garuda, Faiz memilih menyerahkan hewan endemik Pulau Jawa itu ke BBKSDA Jatim untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

"Ini sayapnya sudah mulai membaik. Sudah mulai terangkat. Lukanya sudah kering. Jadi saya serahkan ke BBKSDA untuk dilakukan langkah selanjutnya, supaya bisa dirilis ke alam lagi," katanya.

Terpisah, Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Jatim Fajar Dwi Nur Aji membenarkan ada warga yang dengan suka rela menyerahkan Elang Jawa ke pihaknya.

"Elang yang diserahkan hari ini Elang Jawa. Biasanya hidup memang di daerah lereng, di pegunungan, hingga dataran rendah," ujar Fajar.

BACA JUGA: Welirang Komuniti Lepas Elang Tikus dan Burung Dilindungi Lainnya

Fajar mengatakan saat ini Elang Jawa sudah masuk dalam kategori terancam punah di alam atau langka sehingga masuk kategori dilindungi. Menurutnya, terakhir kali Elang Jawa terlihat ada di Pulau Bali dan jumlahnya di Pulau Jawa dan Bali sekitar sepuluh ekor.

Pihaknya pun memastikan akan melakukan penanganan lebih lanjut di transit karantina BBKSDA Jatim dengan mendatangkan dokter hewan yang berkompeten untuk menangani kondisi hewan yang masuk keluarga accipitridae dan genus nisaetus ini.

"Saya lihat kondisinya sudah mulai membaik. Cuman akan lebih lanjut ditangani oleh dokter hewan yang kompeten. Satwa ini masuk jenis dilindungi, di Jawa - Bali secara ilmiah hanya tersisa sepuluh ekor," kata Fajar.