Logo

Selandia Baru Siapkan Rp1,9 Triliun Ganti Rugi Beli Senjata Pasca Christchurch

Reporter:

Kamis, 20 June 2019 05:24 UTC

Selandia Baru Siapkan Rp1,9 Triliun Ganti Rugi Beli Senjata Pasca Christchurch

Ilustrasi oleh Pixabay

JATIMNET.COM, Surabaya – Pasca penembakan Christchurch, Pemerintah Selandia Baru mulai membeli kembali senjata otomatis milk warga, yang telah dilarang. Program dengan nilai jutaan dolar AS ini berlangsung selama enam bulan. 

Melalui pernyatan bersama lewat surel, Menteri Keuangan Grant Robertson dan Menteri Kepolisian Stuart Nash mengatakan, sebanyak 208 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp1,9 triliun), telah disisihkan untuk membayar ganti rugi, bagi para pemilik senjata api semiotomatis terlarang, hingga 95 persen dari harga aslinya. 

Para pemilik diberi waktu sampai 20 Desember untuk menyerahkan senjata mereka.

"Polisi telah merinci rencana untuk langkah selanjutnya, yaitu mengumpulkan senjata api dari masyarakat. Itu akan menjadi pelaksanaan logistik sangat besar dan diperkirakan berlangsung pada pertengahan Juli," kata Nash.

BACA JUGA: Selandia Baru Larang Semua Jenis Senjata Semi Otomatis

Pada April, Parlemen mengesahkan peraturan baru, yaitu perubahan mendasar pertama pada peraturan senjata api di negeri itu dalam beberapa dasawarsa, dengan dukungan 119 suara.

Pemungutan suara tersebut dilakukan satu bulan pasca penembakan massal yang menewaskan 51 orang dan melukai puluhan orang lagi, dalam serangan dua masjid di Christchurch.

Peraturan baru itu melarang peredaran dan penggunaan kebanyakan senjata api semiotomatis, bagian yang mengubah senjata api menjadi senjata api semiotomatis, magasin dengan kapasitas tertentu dan sebagian senjata laras pendek.

Peraturan senjata yang ada telah menyediakan izin senjata standar "Kategori A", yang mencakup senjata semiotomatis, yang dibatasi hingga tujuh tembakan.

BACA JUGA: Aturan Membeli Senjata di Sembilan Negara

Polisi memperkirakan, sebanyak 14.300 senjata semiotomatis jenis militer akan tercakup oleh peraturan baru tersebut, meskipun pemerintah mengatakan sulit untuk memperkirakan jumlah yang pasti.

Hampir 700 senjata sudah diserahkan sebelum rancangan gantirugi diluncurkan, dan hampir 5.000 senjata telah didaftarkan oleh pemiliknya ke polisi, sementara mereka menunggu pengumpulan. (ant)