Minggu, 08 September 2019 16:25 UTC
PATUNG PASIR. Peserta Festival Patung Pasir berusaha menyelesaikan pembuatan patung penyu hijau dengan dalam tempo empat jam di Pantai Serang, Blitar, Minggu 8 September 2019. Foto: Yosibio
JATIMNET.COM, Blitar – Sejumlah hewan laut seperti penyu hijau, penyu sisik, udang, “terdampar” di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Minggu 8 September 2019.
Total ada 26 hewan laut yang berjajar di pasir putih pantai tersebut. Bukan hewan sebenarnya, tapi patung pasir yang dibentuk berbagai macam jenis binatang laut.
Puluhan pelajar SMA/SMK se Blitar Raya sedang berlomba untuk membuat patung pasir dalam Festival Patung Pasir.
Mereka beradu kekompakan dan kemampuan untuk membentuk patung dari pasir pantai agar menarik perhatian pengunjung.
BACA JUGA: Situs Gedog di Blitar Diduga Kompleks Peribadatan Kelas Kerajaan
Mayoritas patung buatan pelajar ini adalah binatang laut dilindungi, seperti penyu hijau, penyu sisik. Selain beradu untuk membuat patung pasir yang terbaik, ajang ini sekaligus mengajak para pelajar dan masyarakat luas mengetahui jenis binatang laut yang dilindungi.
"Tema biota laut dilindungi merupakan bentuk kampanye kepada masyarakat luas agar mencintai biota laut dilindungi," jelas Handoko Prawiro, tokoh masyarakat Desa Serang, yang selama ini menggagas Serang Culture Festival kepada Jatimnet, di sela meninjau hasil karya peserta.
Handoko menambahkan, Serang bukan hanya dikenal karena keindahan wisata pantainya, namun juga adanya kepedulian terhadap binatang laut langka yang dilindungi. Warga atau nelayan pantai juga turut peduli dengan menangkarkan telur penyu hijau dan penyu sisik untuk menyelematkan dari kepunahan akibat ulah manusia.
BACA JUGA: Tiga Kader PDI Perjuangan Kota Blitar Ambil Formulir Pendaftaran Balon Wali Kota
"Kami juga peduli dengan penangkaran penyu hijau dan penyu sisik. Jadi ini menjadi tema menarik juga bagi peserta festival patung pasir pantai ini," imbuhnya.
MELEMBAPKAN. Peserta Festival Patung Pasir di Pantai Serang Blitar berusaha menyemprot patungnya agar tetap lembap dan tidak rusak. Foto: Yosibio
Pantauan Jatimnet di lokasi, deretan patung yang dibuat para peserta memanjang sekitar 200 meter di bibir pantai. Peserta lomba terdiri dari empat orang setiap tim.
Mereka terlihat saling bahu membahu membuat karya patung pasir dengan desain yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Seperti salah satu kelompok yang membuat begitu detail patung berukuran sekitar 1,5 meter persegi. Namun terus melawan kencangnya angin serta teriknya sinar matahari yang bisa mempengaruhi bentuk karya peserta.
BACA JUGA: Warga Blitar Kembali Temukan Benda Purbakala di Situs Gedog
"Ya sulitnya harus sering disemprot air agar tetap lembab patungnya, karena panas terik dan angin kencang. Kalau tidak disemprot air, patungnya bisa rusak," ujar Charles Wijaya, salah satu peserta festival patung pasir.
Para peserta ini juga diberi waktu sekitar empat jam untuk bisa menyelesaikan hasil karya mereka. Meski terik matahari membakar tubuh mereka, namun tak dihiraukan peserta demi membentuk patung pasir yang tentunya bakal mendapat hadiah menarik jika menang.
Festival patung pasir ini merupakan rangkaian acara Serang Culture Festival 5 yang digelar rutin di pantai dengan ciri khas cemara udang teduh ini.
