Selasa, 12 March 2019 15:57 UTC
Pemkab Bojonegoro mengusulkan agar ada asuransi bagi petani yang tanamannya terendam banjir luapan Bengawan Solo. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Bojonegoro – Dinas Pertanian Bojonegoro memperoleh laporan sekitar 200 hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, dan Baureno, yang terendam banjir diusulkan memperoleh klaim Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP).
“Tanaman padi yang diusulkan memperoleh klaim AUTP dengan luas sekitar 200 hektare yang kami terima untuk tingkat kerusakannya parah akibat terendam banjir,” kata Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Bojonegoro Susana, Selasa 12 Maret 2019.
Menurutnya, sekitar 200 hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru dan Baureno rusak akibat terendam banjir luapan sungai di wilayah setempat beberapa waktu lalu. Tanaman padi itu, mendaftar dalam program AUTP akhir November 2018, namun dilanda banjir pada 2019.
BACA JUGA: Kerugian Banjir Bojonegoro Capai Rp1 Miliar
Selain itu, dinas pertanian juga menerima laporan ada tanaman padi di Desa Sambiroto dan Tikusan, Kecamatan Kapas, yang diusulkan memperoleh klaim AUTP, karena terendam banjir luapan Bengawan Solo. “Tapi luasnya saya belum tahu, sebab laporan belum masuk," ujarnya.
Sesuai ketentuan, tanaman padi yang bisa memperoleh klaim AUTP Rp 6 juta per hektare, dengan membayar premi Rp 36.000 per hektare, apabila tingkat kerusakannya cukup parah.
Ia menyebutkan tanaman padi di daerah langganan banjir luapan Bengawan Solo juga banjir bandang di sejumlah kecamatan sekarang yang baru mendaftar dalam program AUTP seluas 55 hektare pada 2019.
“Petani yang selalu ikut program AUTP sebagian besar di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo,” katanya.
BACA JUGA: Ratusan Kubik Kayu Jati di Bojonegoro Terendam Banjir
Sesuai data, luas tanaman padi yang masuk dalam program AUTP pada 2018 luasnya mencapai 44 ribu hektare di sejumlah kecamatan yang menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang.
“Pelaksanaan program AUTP terus berjalan, sebab tidak hanya tanaman padi musim hujan, tapi juga kemarau yang terancam kekeringan termasuk tanaman padi yang rawan diserang hama,” ucapnya menambahkan.
Sementara Kepala Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Bagyo, sebelumnya, menjelaskan para petani di desanya memperoleh penawaran untuk tanaman padinya masuk program AUTP.
“Tapi sampai banjir luapan Bengawan Solo datang kami tunggu-tunggu tidak ada kelanjutannya. Ya, ketika terjadi banjir luapan Kali Kening ada sekitar 6 hektare tanaman padi yang rusak terendam air banjir," katanya. (ant)