Logo

Satu Puskemas di Ponorogo Tutup Total, Lima Lainnya Pembatasan Pelayanan

Reporter:,Editor:

Kamis, 07 January 2021 08:20 UTC

Satu Puskemas di Ponorogo Tutup Total, Lima Lainnya Pembatasan Pelayanan

Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini

JATIMNET.COM, Ponorogo - Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Ponorogo terus bertambah, hal ini banyak Puskesmas di beberapa kecamatan tutup dan membatasi pelayanannya kepada masyarakat.

Terbaru adalah adalah Puskesmas Kecamatan Sambit yang harus tutup, itu setelah merawat seorang pasien terkonfirmasi Covid-19. Padahal sebelumnya saat diperiksa pasien tersebut hanya mengeluhkan sakit biasa sehingga dilakukan rawat inap seperti pasien pada umumnya.

“Karena sebelumnya pasien yang dirawat tersebut belum menampakkan gejala Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Rahayu Kusdarini, Kamis 7 Januari 2021.

BACA JUGA: IGD RSUD dr Harjono Ponorogo Tutup 

Setelah dirawat sekian hari ternyata pasien tersebut menunjukkan gejala Covid-19 sehingga beberapa petugas yang sebelumnya merawat dan kontak dengan pasien perlu untuk memeriksakan dirinya. Hal dilakukan untuk kehati-hatian dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat meskipun dalam pelayanannya petugas selalu menggunakan APD.

“Ditutup mulai Rabu 6 Januari kemarin, sampai dengan hasil swab test para tenaga kesehatan di Puskemas Sambit keluar baru di buka kembali,” ucap Irin.

Sementara untuk puskemas yang membatasi pelayanannya kepada masyarakat, menurut data Dinkes Ponorogo hingga saat ini tercatat ada lima Puskesmas, yakni Puskesmas Slahung, Nailan, Jenangan, Bungkal, dan Jetis.

BACA JUGA: Empat Nakes Terpapar Covid-19, Puskesmas Slahung Lockdown

Hal ini disebabkan sebagian dari tenaga kesehatan dari puskemas tersebut baru saja menghadiri mini lokakarya dari beberapa puskesmas. “Akhirnya dari beberapa nakes merasa apabila ada yang tertular, beresiko menularkan keteman-temannya,” ujar Irin.

Hingga saat ini tercatat ada 48 nakes yang masih menunggu hasil swab test dari lima puskesmas tersebut. Akibatnya puskemas tidak bisa bekerja secara maksimal hingga akhirnya beberapa pelayanan dibatasi.

“Pengurangan jam pelayanan misalnya UGD buka 24 jam dibuka sampai jam 8 malam saja. Yang biasanya menerima rawat inap karena keterbatasan tenaga, sementara tidak pelayanan rawat inap,” pungkas Irin.