Rabu, 28 December 2022 11:00 UTC
Ilustrasi Petir menyambar rumah, via home.co.id.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Di tengah hujan deras dan datangnya kilat atau petir, membuat seorang wanita di Kabupaten Probolinggo yang saat itu sedang hendak mengambil alat magicom (penanak nasi) secara tiba-tiba meninggal, Rabu 28 Desember 2022.
Ada dugaan korban diketahui bernama Nikmatul Maula, berusia 27 tahun, warga Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo itu meninggal terkena daya elektromagnet listrik yang kebetulan bersamaan bangunan rumah orang tuanya di Desa Rondokuning, Kecamatan Kraksaan, disambar petir.
Informasi didapat, kejadian itu terjadi pada Rabu 28 Desember 2022, sore sekitar pukul 16.30 WIB. Di tengah turun hujan deras korban yang berada di ruang tengah hendak menuju tempat magicom, tiba-tiba ada kilat atau petir yang kencang dan menggelegar mengenai rumah orang tuanya.
Nah di saat datang petir itulah, korban yang berjalan menuju kamar untuk mengambil magicom dekat televisi, tiba-tiba listrik rumahnya terjadi konsleting. Hal ini membuat televisi yang kabelnya masih menancap di stop kontak meledak, korban pun yang dekat dengan aliran listrik stop kontak televisi seperti kena medan gaya elektromagnet.
Baca Juga: Tersambar Petir saat Melaut, Empat Nelayan Situbondo Tewas
Dan saat itu Nikmatul Maula langsung jatuh dan pingsan. Tubuhnya terkelui lemas, wajahnya sudah seperti memerah dan ada kerutan biru. Keluarga yang mengetahui hal itu langsung panik dan berteriak histerik minta tolong. Seketika itu langsung dilihat keluarga, ternyata sudah meninggal.
Mengenai insiden tersebut, Kapolsek Kraksaan, Kompol Sujianto membenarkannya. Ia menduga, korban meninggal dan jatuh ke lantai terdampak sambaran petir ke televisi. Saat diperiksa oleh pihak keluarga, korban diketahui sudah meninggal dunia. "Korban mengalami luka memar di bagian wajah, serta luka di bagian pelipis sebelah kiri," terang Sujianto.
Sujianto menyampaikan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP). Hanya saja, pihak keluarga menolak membawa korban ke rumah sakit guna autopsi. "Pihak keluarga, lebih memilih untuk langsung memakamkan korban pasca kejadian," Sujianto memungkasi.
