Senin, 27 August 2018 07:32 UTC
sapi kerbau
JATIMNET.COM, Surabaya – Pro dan kontra #2019GantiPresiden pecah di Kota Surabaya. Dua kelompok yang saling berseberangan itu bertemu di lokasi yang sama, Jalan Indrapura, Minggu 26 Agustus 2018 kemarin. Bentrokan tak terhindarkan. Sejumlah orang menjadi korban dalam peristiwa itu.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Frans Barung Mangera menyebut dua kelompok yang saling adu kekuatan itu mirip kerbau dan kambing. Kerbau untuk kelompok dengan massa lebih besar dan kambing untuk yang lebih kecil.
“Haruskah kami biarkan adu antara kerbau dengan kambing? Jelas kambing akan dilumat, sebab massa (anti ganti presiden) sangat banyak,” katanya dalam pernyataan tertulis pada wartawan.
Pernyataan Barung muncul setelah polisi dituding tak profesional menangani aksi massa dari kedua kubu.
Bagaimana runtutan aksi “Kerbau versus Kambing itu, berikut faktanya :

- Aksi gerakan #2019GantiPresiden ilegal
Polisi meminta massa aksi pendukung gerakan #2019GantiPresiden membubarkan diri karena tidak mengantongi izin alias ilegal. Tapi, karena jumlah massa yang berkumpul di Tugu Pahlawan banyak, polisi memutuskan mengawal mereka.
Gerakan massa kemudian bergeser dari Tugu Pahlawan ke Jalan Indrapura, Surabaya. Sekitar pukul 08.30 WIB. Di sanalah koordinator aksi mulai orasi. Massa kemudian juga mulai bernyanyi dan berteriak “2019 Ganti Presiden”.
Sekitar pukul 09.00 WIB polisi mendatangi massa dan meminta mereka membubarkan diri. Polisi beralasan deklarasi tersebut tidak sah karena tak mengantongi izin dari Polda Jawa Timur. Seruan polisi tak digubris. Massa tetap bertahan karena merasa aksi mereka konstitusional dan tidak mengganggu keamanan dan ketertiban.

- Perlawanan massa kontra #2019GantiPresiden
Tak berselang lama, massa yang anti #2019GantiPresiden juga menggelar aksi di tempat serupa. Mereka mayoritas menggunakan sepeda motor, meneriaki massa #2019GantiPresiden, dan memintanya bubar. Bukannya bubar, massa pendukung #2019GantiPresiden justru mendatangi mereka. Kedua pihak kemudian berdebat hingga saling dorong.
Keadaan memanas. Beberapa orang di antara kedua pihak juga saling melempar botol. Mereka terus berdebat hingga akhirnya aparat kepolisian turun tangan. Polisi melerai dan melakukan mediasi. Setelah lebih dari 30 menit, massa yang kontra mundur namun mereka menyatakan tetap memantau kegiatan deklarasi tersebut. Sebagian dari mereka tetap di lokasi dengan terus memantau.

- Gesekan terjadi di halaman Masjid Kemayoran
Selang 10 menit kemudian massa #2019GantiPresiden beranjak meninggalkan Jalan Indrapura. Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Salah satu kelompok berada di Masjid Kemayoran, Surabaya. Sebagian massa yang anti kemudian mendatangi masjid tersebut.
Kericuhan di antara kedua kelompok kembali terjadi di halaman masjid. Demikian juga yang di luar masjid. Ricuh itu membuat pengguna jalan terganggu. Polisi membubarkan paksa kedua kelompok tersebut.

- Polwan terluka
Aparat kepolisian terpaksa membubarkan aksi yang dilakukan relawan tagar #2019GantiPresiden di DPRD Provinsi Jawa Timur. Alasannya, sejak awal polisi tidak memberikan izin. Hal itu dilakukan untuk menjaga kondusivitas, ketenteraman, dan keamanan masyarakat Jawa Timur, khususnya di Surabaya.
Aksi yang dibubarkan tersebut membuat salah seorang anggota polisi wanita (Polwan) mengalami luka. Diketahui, Polwan yang terluka ini bernama Bripda Agis, anggota Polsek Bubutan.

- Vlog Ahmad Dhani panasi jagat lini massa
Musisi Ahmad Dhani yang ikut dalam aksi mendukung gerakan #2019GantiPresiden tidak bisa keluar dari Hotel Majapahit. Pendiri Grup Band Dewa yang kini aktif sebagai politisi Gerindra itu memilih membuat vlog lantaran dikepung massa berjumlah sekitar 100 orang yang menolak deklarasi #2019GantiPresiden.
Dari dalam hotel, Dhani membuat vlog. Begini isinya: “Assalamualaikum teman-teman yang ada di tempat deklarasi, hari ini saya dihadang di depan hotel. Tidak bisa keluar hotel ditahan oleh polisi dan saya didemo di situ, didemo oleh 100 orang.
Aneh juga biasanya yang didemo presiden atau menteri, Kapolri yang didemo, iki musisi didemo, musisi yang tidak punya beking polisi, tentara, kita ini kan oposisi. Aneh iki yang demo yang membela penguasa lak… lucu a. Ini idiot-idiot, mendemo orang yang tidak berkuasa.”
Kata-kata “idiot” yang muncul dalam vlognya itu kemudian ramai dan menjadi viral di jagat lini massa dan menuai reaksi beragam dari para netter.
