Senin, 09 September 2019 11:49 UTC
Rektor Unitomo Surabaya Bachrul Amiq menggelar audiensi dengan dua Mahasiswa Ahmad Mukti dan Elle Noor Aziza bersama Warek IV Meitiana Indrasari Yunus di Gedung Rektorat, Senin 9 September 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Rektor Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya Bachrul Amiq menyebut terjadi kesalapaham antara dua mahasiswa dan Warek IV terkait pengambilan video dugaan mesum di Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Communication Photography Club (Ciphoc) pada Sabtu 24 Agustus 2019.
Wakil Rektor IV, Meitiana Indrasari Yunus dan dua mahasiswa yang menjabat Ketua Ciphoc, Ahmad Mukti dan seorang mahasiswi anggota UKM Penalaran, Elle Noor Aziza saling meminta maaf dalam klarifikasi di Ruang Proklamasi Gedung Rektorat Unitomo.
“Ini adalah kesalahpahaman, kami tidak pernah menganggap mereka mesum. Clear, kami percaya bahwa mahasiswa tidak melakukan tindakan asusila,” kata Amiq usai audiensi di Unitomo, Senin 9 September 2019.
Rektorat beranggapan kedua mahasiswa hanya lalai dan tertidur di sekretariat setelah kelelahan persiapan kegiatan program pengenalan kehidupan mahasiswa baru (PKKMB).
BACA JUGA: Dituduh Wakil Rektor Berbuat Mesum, Dua Mahasiswa Unitomo Protes
Amiq menegaskan pengambilan video itu digunakan untuk konsumsi internal atau rektorat. Tujuannya untuk mengambil langkah-langkah penertiban dan keamanan kampus.
“Semoga bisa diambil hikmahnya terutama penggunaan media sosial. Kami harus lebih berhati-hati menggunakannya,” kata Amiq.
Ke depan, lanjut Amiq, kampus akan menerapkan larangan mahasiswa bermalam di kampus dan memberlakukan jam malam. Unitomo akan merenovasi sekretariat UKM, seperti memasang CCTV, memberikan penerangan, dan membersihkan bangunan yang nampak gelap.
“Langkah ini diambil karena banyak informasi yang berkembang di UKM berpotensi timbul berbagai masalah,” Amiq menguraikan.
BACA JUGA: Warek IV Unitomo Bantah Sebarkan Video Mesum Dua Mahasiswanya
Potensi yang dimaksud apabila ada kegiatan malam, seperti berkelahi, minum minuman keras, asusila atau tindakan lain. Upaya rektorat ini diharapkan dapat meminimalisasi kemungkinan terburuk di lingkungan kampus.
Meski demikian, mahasiswa masih diberi kebebasan berkreasi, sepanjang ada kegiatan positif. Apabila mahasiswa harus menginap karena ada kegiatan hingga larut, pihak rektorat meminta ada pengajuan surat.
Sementara itu, Ahmad Mukti mengaku sudah menerima maaf dari Warek IV dan rektorat. “Kami sama-sama saling memaafkan. Saya pribadi legowo meminta maaf, dan memaafkan,” kata dia.
Begitu juga dengan Meitiana, akan mengikuti seluruh keputusan yang dibuat rektor. Ia sudah meminta maaf dan menerima permintaan maaf kedua mahasiswa.