Rabu, 12 February 2020 10:55 UTC
KORBAN BANJIR. Bupati Mojokerto Pungkasiadi memberikan bantuan pada warga Desa Tempuran yang wilayahnya dilanda banjir, Rabu, 12 Februari 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pemkab Mojokerto menyerahkan bantuan paket sembako untuk 518 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, yang rumahnya terendam air selama beberapa hari.
Tak hanya paket sembako, para korban juga mendapat bantuan paket kesehatan keluarga, family kit, paket sandang, peralatan makan, dan peralatan bayi dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Mojokerto.
Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengimbau agar semua perangkat daerah menyiagakan seluruh sumber daya untuk menghadapi dan melakukan penanganan bencana. Karena hanya dengan komitmen yang kuat dan kerjasama, penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Mojokerto akan terlaksana dengan baik.
BACA JUGA: Atasi Banjir di Tempuran, PUPR Mojokerto Akan Gunakan Lima Pompa Penyedot
"Perangkat daerah teknis, saya minta untuk selalu proaktif bersinergi dalam penanganan bencana. Baik dalam hal pengarahan personil maupun mobilisasi peralatan. Ini adalah bentuk penjaminan pemenuhan hak masyarakat yang terkena bencana, serta pemulihan kondisi dari dampak bencana,” kata bupati yang akrab disapa Ipung ini, Rabu 12 Februari 2020.
Ipung hadir bersama Dandim 0815 Mojokerto, Asisten I Setda, Kepala OPD Kabupaten Mojokerto dan Forkopimca. Mereka meminta masyarakat agar tetap waspada mengingat potensi bencana alam khususnya banjir masih berpeluang terjadi.
Sebab curah hujan di Kabupaten Mojokerto masih tinggi. "Dari data prakiraan cuaca BMKG, saat ini dapat dilaporkan jika curah hujan bulan Februari-April cuaca masih tinggi. Saya mohon bantuan kepada semua OPD untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat. Khusus warga Tempuran, status tanggap darurat akan dilaksanakan sampai tanggal 17 Februari 2020. Kami mengajak seluruh masyarakat agar jangan membuang sampah di sungai," kata Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Mochamad Zaini.
BACA JUGA: Dinas Sosial Mojokerto Dirikan Dapur Umum Korban Banjir Desa Tempuran
Sementara itu, Kepala Desa Tempuran Slamet mengatakan banjir di lingkungannya disebabkan adanya Dam Sipon yang tersumbat dan juga pola aliran sungai yang terganggu. Ia meminta penanganan bencana diarahkan di titik penyebab banjir terjadi.
"Dam Sipon punya tiga pintu air dengan pola aliran zigzag. Pintu damnya banyak tersumbat sampah, ditambah lagi kiriman air dari wilayah lain yang mengalir ke daerah kami. Tanggul juga tidak begitu tinggi, sehingga air meluber. Kami minta bantuan agar dilakukan normalisasi sungai Desa Tempuran, dipasang filter, serta pompa untuk menyedot aliran sungai dari Dam Sipon supaya mengalir ke Sungai Brantas," katanya.
BPBD Kabupaten Mojokerto sudah menyiapkan dua langkah antisipasi. Untuk jangka pendek, petugas akan mengurangi kiriman air dari Sentul dan Pulo. BPBD juga menjadikan Desa Tempuran sebagai desa tangguh bencana. Sedangkan untuk jangka panjang akan dilakukan normalisasi sungai dan peninggian tanggul yang segera ditangani Dinas PUPR.