Minggu, 28 November 2021 10:20 UTC
Mensos Risma bersama Wabup Firjaun usai mengunjungi kakak-beradik pengidap Mikrosefalus di Jember.
JATIMNET.COM, Jember – Berita viral tentang kakak-beradik pengidap mikrosefalus, Rudi (18 tahun) dan Rosidi (11 tahun) sampai ke tangan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Dengan membawa sejumlah bantuan, Mensos Risma yang didampingi Wakil Bupati Jember, MB Firjaun Barlaman, datang ke rumah keluarga sederhana tersebut yang ada di pelosok Desa Jatimulyo, Kecamatan Jenggawah pada Minggu 28 November 2021.
“Saya terima kasih kepada teman-teman media yang sudah memberitakannya. Minta tolong wartawan kalau ada mereka yang membutuhkan, agar diberitakan. Karena daya jangkau kita terbatas,” tutur Mensos Risma.
Selama beberapa jam, Mensos Risma bersama Wabup Firjaun berdialog dengan orang tua Rudi-Rosidi, yakni pasangan Saiful Sayidi-Maryam, secara tertutup. Risma mencoba merayu pasangan tersebut agar anaknya mau di bawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Risma Ingin Pusat Buat Layanan Pengaduan Seperti Command Center 112
Dua hari sebelumnya, ajakan yang sama juga disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember. “Tapi orang tuanya tetap menolak. Ya tidak apa-apa, pelan-pelan nanti kita yakinkan,” tutur Risma.
Dalam kunjungan tersebut, Risma juga membawa tim medis yakni dokter, ahli gizi dan terapis. Diduga, kondisi tersebut terjadi karena masalah nutrisi pada anak.
“Karena itu, kami akan berikan bantuan nutrisi, termasuk nutrisi otak. Yang kakaknya ini hiperaktif, jadi akan diberikan obat agar kadar hiperaktifnya turun,” papar mantan Walikota Surabaya ini.
Diakui Risma, pemberian nutrisi yang cukup seharusnya dilakukan terus-menerus. Untuk itu, Kemensos juga memberikan bantuan stimulan lain, yakni modal ternak ayam petelur dan lele, lengkap dengan kandang dan kolam terpalnya.
Baca Juga: Ungkap Korupsi Bansos PKH, Polres Probolinggo Terima Penghargaan Mensos
“Ayam petelur itu bisa bertelur setiap hari, dengan 18 ekor kira-kira bisa menghasilkan 2 kg setiap hari. Karena itu kita beri 20 ekor, juga bibit lele. Kalau lebih, nanti bisa dijual,” papar Risma.
Selama sekitar 2 jam, Risma memantau langsung pembuatan kolam lele dan kandang ayam di depan rumah Saiful-Maryam.
Kondisi Rosidi (18 tahun) pengidap mikrosefalus yang juga hiperaktif. Foto: Faizin
Alasan Orang Tua Menolak Bantuan
Dikonfirmasi usai kepulangan rombongan Risma dan Wabup Firjaun, Saiful Sayidi dan Maryam punya alasan tersendiri mengapa menolak tawaran bantuan dari Dinkes Jember dan Mensos Risma. Saiful merasa, anaknya tidak mengalami kelainan dan sehat-sehat saja.
“Sebenarnya dulu kita sudah pernah bawa berobat ke rumah sakit, sampai bermalam 2 hari. Tapi tidak di apa-apakan kok,” tutur Saiful yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Pasangan Saiful Sayidi dan Maryam sebenarnya memiliki 5 orang anak, yang semuanya memiliki kondisi kesehatan yang sama. Yakni Mikrosefalus yang ditandai dengan bentuk kepala yang berbeda serta tahap perkembangan yang tidak seperti anak pada umumnya.
Baca Juga: 6 Ribu Kilo Paket Beras Bantuan dari Kemensos Disalurkan ke Warga Surabaya Terdampak Covid-19
Namun, 3 anak lainnya telah meninggal dan tersisa Rudi dan Rosidi. Selain bentuk kepala, Rudi yang disebut memiliki kecenderungan hiperaktif, kerap emosi. “Ya biasanya marah-marah ini. Tapi untung tadi diam saja,” ujar Eni, kerabat Saiful.
Sedangkan sang adik, Rosidi yang berusia 11 tahun, tidak bisa berjalan dan melihat. Sehingga ia hanya berbaring saja di atas kursi di rumah sederhana tersebut.
Selain menarik perhatian Mensos dan Dinkes Jember, viralnya nasib Rudi-Rosidi ini juga mendorong simpati warganet. Dikoordinir aktivis sosial, mereka mengumpulkan donasi dan membantu membangun rumah untuk keluarga sederhana ini. Saat Jatimnet ke lokasi, tampak sebuah rumah baru sedang dibangun di samping rumah Saiful-Maryam
