Logo

Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Penjualan Cincau Tetap Tinggi

Pendapatan per Hari Lima Sampai Enam Juta Rupiah
Reporter:,Editor:

Kamis, 30 April 2020 04:00 UTC

Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Penjualan Cincau Tetap Tinggi

PRODUKSI MENINGKAT. Produsen cincau hitam di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun sedang memasak daun janggelan untuk dijadikan cincau. Foto. Nd.Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Penjualan cincau hitam yang diproduksi lima warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun mengalami peningkatan seiring berlangsunya bulan Ramadan. Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan usaha lain yang lesu di tengah pandemi SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Purwanto, salah seorang produsen cincau hitam mengatakan peningkatan penjualannya lebih dari seratus persen. Omzet yang dikantongi produsen juga mencapai lima sampai enam juta rupiah per hari. Sedangkan pada hari-hari sebelumnya hanya sekitar satu hingga dua juta rupiah per hari.

Peningkatan omzet lantaran cincau hitam banyak diburu untuk menu membuat salah satu jenis minuman berbuka puasa. “Alhamdulillah, meski ada corona penjualan tetap sama seperti bulan puasa tahun lalu,” kata Purwanto, salah seorang produsen cincau hitam, Rabu 29 April 2020.

BACA JUGA: Jaga Gizi Seimbang saat Puasa, Konsumsi Menu Ini Setiap Sahu

Hasil produksi cincau tetap masuk ke sejumlah wilayah di Magetan, Ponorogo, Kota/Kabupaten Madiun. Penjualannya tidak terpengaruh dengan pembatasan akses di sejumlah lokasi sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona. Para penjual tetap bisa masuk di daerah yang masuk zona merah, seperti wilayah Magetan.

 Dengan tidak terpengaruhnya penjualan cincau hitam, Purwanto menambah produksinya. Biasanya hanya menghasilkan 594 – 693 kilogram menjadi 1.584 - 1.848 kilogram per hari.  Untuk memenuhi permintaan pasar, ia menambah pekerja dari dua menjadi empat orang.

“Tungku yang digunakan memasak yang biasanya hanya satu, sekarang ada dua,” ujar pria berusia 42 tahun itu.

Tong di atas tungku yang panas digunakan memasak daun janggelan untuk diambil sarinya. Kemudian, disaring dan dicampur dengan tepung terigu. Untuk mendapatkan tekstur yang lembut, maka bahan seluruh bahan itu harus sering diaduk.

 

BACA JUGA: Perlukah Konsumsi Suplemen Vitamin saat Puasa?

Setelah benar-benar matang, cincau diwadahi dalam ember dan dibiarkan hingga beberapa menit. Setelah dingin, bentuknya yang sebelumnya cair menjadi padat seperti agar-agar. “Kalau sudah jadi begini, keawetan cincau bisa mencapai tujuh hari asalkan air rendamanya sering diganti,” kata Purwanto.

Suparmi, salah seorang pembeli cincau di tempat Purwanto mengatakan bahwa komoditas itu untuk menu berbuka puasa keluarganya. Ini setelah dicampur dengan tape ketan, dawet, air gula, dan santan. “Beli cincau Rp 5.000 sudah bisa diolah tiga hari,” ujar warga Desa Pagotan, Kecamatan Geger ini.

Menurut dia, cincau mempunyai kekhasan rasa terutama setelah ditelan. “Di perut rasanya anyep (nyaman), cocok dikonsumsi saat berbuka puasa,” ujar Suparmi.