Logo
Kapal tertahan karena cuaca buruk

Puluhan Warga Sapeken Telantar di Pelabuhan Tanjung Wangi

Reporter:,Editor:

Sabtu, 26 January 2019 12:15 UTC

Puluhan Warga Sapeken Telantar di Pelabuhan Tanjung Wangi

Warga Sapeken terpaksa menginap di teras ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Wangi. Mereka menunggu pemberangkatan kapal yang tertahan karena cuaca ekstrem. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sekitar 30 orang calon penumpang kapal tujuan Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, telantar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, sejak lima hari terakhir. .

Kapal perintis Sabuk Nusantara 56 dijadwalkan berangkat Selasa 22 Januari 2019 tidak bisa berangkat karena cuaca ekstrem. "Sakit kepala saya ini, uang sudah habis untuk beli makanan, tidak dimasukkan ke dalam (ruang tunggu). Tak perlu kasih apa-apa, masukkan saja kami ke ruang tunggu," kata Minatun (63), warga Sapeken, Madura, Sabtu 26 Januari 2019.

Minatun mengaku sudah datang ke Pelabuhan Tanjung Wangi sejak Senin 21 Januari 2019. Ia dan penumpang lainnya menunggu keberangkatan kapal dengan menginap di teras ruang tunggu.

Selama itu, para penumpang tidur dan beraktivitas tanpa dinding pelindung di antara tumpukan tas, sayur, dan bahan-bahan material bangunan yang sedianya mereka bawa ke kampung halaman.

BACA JUGA: Cuaca Buruk, Nelayan Diimbau Tidak Melaut 

Sayuran yang telah membusuk dibiarkan di dalam plastik, sedangkan cabai dijemur agar tidak ikut membusuk.

Beberapa anak terlihat terpaksa libur sekolah karena belum bisa kembali ke rumah mereka. Seorang bayi dan balita juga harus ikut tertahan dan tidur di luar ruangan.

Minatun datang ke Banyuwangi membawa 25 kilogram ikan berbagai jenis, dari tengiri, tongkol untuk dijual. Uang hasil jualan dibelanjakan cabai, sayur dan kebutuhan dapur lainnya dengan menyisakan sebagian untuk beli tiket dan bekal makanan di perjalanan kembali ke Sapeken.

Namun, karena kapal tertunda pemberangkatannya, uang bekalnya pun habis. Ia beberapa hari terakhir hidup dari bantuan makanan pemberian orang lain, termasuk orang asal Sapeken yang tinggal di Banyuwangi.

BACA JUGA: Waspada Cuaca Ekstrem, Gelombang Laut 2 Meter

Penumpang lainnya Fahmi (19) yang akan pulang dari Bali tempatnya bekerja mengatakan, sebelumnya teras ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Wangi dipenuhi warga yang ingin menyeberang. Namun karena terus ditunda, sebagian besar penumpang keluar mencari tempat kos. Sebagian lagi menumpang di rumah saudara, atau kembali ke tempat kerja mereka masing-masing.

"Saya juga datang 3 hari lalu bersama kawan-kawan yang kerja di Bali. Sekarang tinggal saya sendiri, mereka kembali ke Bali," katanya.

Dihubungi terpisah, Koordinator Embarkasi Debarkasi Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi Ade Sucipto mengatakan, warga Sapeken tersebut belum membeli tiket naik kapal perintis. Sesuai regulasi,mereka belum terdaftar sebagai penumpang dalam catatan pelabuhan sehingga tidak dibolehkan masuk ruang tunggu penumpang.

"Mereka calon penumpang, diperbolehkan masuk area pelabuhan karena kebijakan kami. Sehari sebelum kapal diizinkan berangkat, kami akan hubungi PT Pelni agar penjualan tiket mulai dilakukan," kata Ade.

BACA JUGA: BMKG Informasikan Cuaca Peringatan Dini

Dia mengatakan, penundaan keberangkatan Sabuk Nusantara 56 berdasarkan Maklumat Pelayaran dari Dirjen Perhubungan Laut (Hubla), serta laporan cuaca dari BMKG dan kesyahbandaran pulau-pulau kecil. Sabuk Nusantara 115 yang biasa mengikuti rute yang sama, Banyuwangi - Sapeken - Surabaya,  juga sedang tertahan di Surabaya.

Ade mengaku sudah menginformasikan sejak awal terkait penundaan keberangkatan  kapal tersebut kepada para calon penumpang. Diakuinya calon-calon penumpang itu terkendala barang bawaan yang harus mereka tunggu dan jaga hingga rela menginap di teras ruang tunggu pelabuhan.

"Penundaan keberangkatan sudah diinformasikan sejak awal, kami juga mengimbau agar sayur, sembako, ayam dan lain-lain yang mereka bawa untuk dijual lagi," ujar Ade.