Kamis, 24 January 2019 07:35 UTC
Sejumlah kapal milik nelayan Probolinggo memilih sandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga lantaran buruknya cuaca di perairan Selat Madura. Foto: Zulkifli.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Wilayah Probolinggo Zainul Fatoni mengimbau seluruh nelayan berhenti melaut pasca tenggelamnya kapal di perairan Madura Selasa 22 Januari 2019 malam lalu.
Imbauan itu berkaitan dengan cuaca di sejumlah perairan yang belum membaik. Fatoni juga menyampaikan imbauan ini tidak hanya berlaku bagi kapal kecil, tapi juga untuk kapal-kapal besar.
“Kami minta seluruh kapal berhenti melaut dahulu karena cuaca saat ini tak bisa ditebak. Saya khawatir apabila dipaksakan, bisa membahayakan keselamatan nelayan,” kata Fatoni kepada Jatimnet, Kamis 24 Januari 2019.
BACA JUGA: Cuaca Buruk Selat Bali, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Sempat Ditutup
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Humas KSOP Klas IV Probolinggo Herman Eko mengatakan bahwa pihaknya juga telah memberikan imbauan kepada para nelayan agar sementara waktu tidak melaut hingga lima hari ke depan.
“Kami berharap aktivitas nelayan untuk sementara ditangguhkan dahulu. Tetapi untuk kapal penyeberangan (angkutan manusia) masih diperbolehkan,” terangnya.
Dia menambahkan kapal penyeberangan diimbau untuk berlayar pada pagi hari atau sebelum pukul 12.00 WIB. Menurutnya, setelah melewati pukul 12.00 WIB gelombang dan angin kencang kerap melanda kawasan utara Probolinggo hingga perairan Selat Madura.
BACA JUGA: Puluhan Rumah Di Pesisir Probolinggo Dihajar Puting Beliung
Sejauh ini kawasan perairan Utara Probolinggo hingga Selat Madura ketinggian ombak antara 1,5-2 meter. Ketinggian ombak tersebut dinilai Herman membahayakan bagi kapal nelayan.
Sebagai informasi, jumlah nelayan di Probolinggo saat ini sekitar empat ribu orang, yang meliputi 1.410 nelayan kapal kecil dan 400 nelayan kapal besar.
Sebelumnya terjadi kecelakaan laut yang menimpa Kapal Motor (KM) Arjuna yang tenggelam di Kepulauan Mandangin. Tunas kapal patah setelah menabrak karang akibat dihantam ombak pada Selasa malam 22 Januari 2019. Dalam peristiwa itu tujuh awak dan satu nakhoda berhasil diselamatkan.
