Kamis, 16 August 2018 02:28 UTC
Mahasiswa Papua saat diamankan dibawa ke kantor Polrestabes Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Bentrokan antara organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila dengan mahasiswa Papua di dalam asrama Papua, Jalan Kalasan, Tambaksari, Rabu, 15 Agustus 2018 siang berbuntut panjang.
Petugas kepolisian dari Polrestabes Surabaya menurunkan personelnya di lokasi kejadian. Untuk menghindari bentrokan susulan dari ormas PP, karena melihat insiden bentrokan yang terjadi siang hari sekitar pukul 12.00 WIB hingga malam pukul 21.12 WIB terlihat mencekam.
Apalagi, ada salah seorang ormas dari PP mengalami luka, karena akibat sabetan senjata tajam diduga dilakukan oleh salah seorang mahasiswa Papua. Anggota Unit Sabhara Polrestabes Surabaya yang diturunkan terpaksa membawa mahasiswa Papua ke kantor polisi.
Namun, saat dibawa, mereka justru menyuarakan teriakan Papua Merdeka. “Hidup mahasiswa Papua, hidup Papua Merdeka,” teriak para mahasiswa Papua.
Mendengar teriak tersebut, Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Denny Kuncoro Feri Prabowo yang ikut turun di lokasi langsung memerintahkan anak buahnyauntuk membawa semua mahasiswa Papua itu kantor polisi.
“Bawa semuanya ke Polrestabes Suranaya,” teriak AKBP Denny Kuncoro Feri Prabowo, yang dengan cepat menerobos memasuki asrama, Rabu, 15 Agustus 2018, malam.
Secara terpisah Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, personel diturunkan dilokasi berdasarkan laporan pengaduan dari masyarakat. Kalau ada masyarakat menjadi korban penganiayan. “Di mana dilaporkan bahwa yang bersangkutan terluka di jari tangannya,” katanya.
Untuk mengenai laporan ada yang mengalami luka, lanjut Rudi, pihaknya sudah memerintahkan anggota dari unit Satreskrim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Dengan memintai keterangan sejumlah saksi di lapangan, mulai dari korban kemudian mahasiswa Papua yang saat itu berada di lokasi kejadian. Terutama orang yang terekam di dalam video, kini dijadikan barang bukti polisi.
“Dengan barang bukti video ini nantinya akan terlihat. Siapa yang membawa senjata tajam dan yang melukai korban, kemudian siapa yang membuat kerusuhan,” ujar dia.
Perlu diketahui, bentrokan antara ormas PP dengan mahasiswa Papua di dalam asrama Papua dipicu gara-gara bendera Merah Putih. Ormas PP meminta mahasiswa Papua supaya mengibarkan bendera Indonesia, Merah Putih.
Namun, beberapa mahasiswa Papua enggan melakukannya, sehingga terjadi perdebatan dengan ormas PP hingga berujung pertengkaran dan penganiayaan. Karena diduga salah satu mahasiswa Papua yang merasa terdesak masuk ke dalam asrama mengambil sebuah benda diduga senjata tajam.
Mahasiswa itupun secara membabi buta mengayunkan senjata tajam jenis pedang ke ormas PP. Sehingga menyebabkan salah satu ormas PP menjadi korban mengalami luka, setelah itu lapor ke pihak kepolisian.