Logo

PTFI Wujudkan Ekonomi Sirkular lewat Pendirian Tiga Rumah Kompos di Gresik

Reporter:,Editor:

Senin, 09 June 2025 07:00 UTC

PTFI Wujudkan Ekonomi Sirkular lewat Pendirian Tiga Rumah Kompos di Gresik

Tasyakuran dimulainya pembangunan Rumah Kompos oleh PT Freeport Infonesia di Kabupaten Gresik, Senin, 9 Juni 2025. Foto: Humas PTFI

JATIMNET.COM, Gresik — PT Freeport Indonesia (PTFI) mulai membangun Rumah Kompos guna mengatasi permasalahan sampah organik di tiga desa wilayah Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Pembangunan Rumah Kompos itu dilangsungkan di Desa Manyar Sidorukun, Manyarejo, dan Desa Manyar Sidomukti. 

Ketiga desa tersebut menjadi prioritas program Rumah Kompos karena berada di sekitar area operasional Smelter PTFI.

"Tujuannya mengolah limbah sampah rumah tangga dan memberdayakan masyarakat melalui pendekatan ekonomi sirkular,” kata VP Business Process Smelting & Refining PTFI Aripin Buman, Senin, 8 Juni 2025.

Menurutnya, fasilitas Rumah Kompos menjadi kebutuhan warga dalam pengelolaan sampah organik dan mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

BACA: CEO Freeport-McMoRan Tinjau Smelter PT Freeport Indonesia yang Beroperasi Lebih Cepat

Setelah fasilitas itu rampung dibangun, sampah diolah menjadi pupuk kompos untuk pertanian dan penghijauan.

Harapannya, dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan pupuk kompos dari sampah organik.

"Tentu dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, juga mendorong praktik ekonomi sirkular. Memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis,” Aripin menambahkan.

Kepala Desa Manyar Sidomukti Ach Chasin memberikan apresiasi dan mendukung PTFI dalam membangun Rumah Kompos di desa yang dipimpin. 

"Program ini sangat bermanfaat mengatasi permasalahan sampah, memberi tambahan penghasilan. Semoga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” kata Chasin.

Pendanaan pembangunan dari hasil pengelolaan dan penjualan sampah konstruksi Smelter PTFI ini dikelola mitra sosial PTFI, yakni Pusat Transformasi Bersama (PTB).

BACA: Tiga Fasilitas Pengolahan Sampah Berkapasitas 260 Ton Bakal Berdiri di Banyuwangi  

Dana perolehan dialokasikan untuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah di sembilan desa penerima manfaat.

Masing-masing desa membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk menjalankan operasional Rumah Kompos.

KSM itu di antaranya, SABAR di Desa Manyar Sidorukun, Mukti Survive Compost di Desa Manyar Sidomukti, dan MAKIN GEMES di Desa Manyarejo. 

Ketiga KSM mendapat pendampingan dari Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta), yang merupakan mitra pelaksana PTFI.

Wehasta telah melakukan assessment sesuai kebutuhan di masing-masing desa guna memastikan pendekatan yang sesuai dan tepat sasaran. 

BACA: Kurangi Bau Sampah, DLH Lamongan Semprot Cairan Eco Lindi ke TPA Tambakrigadung

Program pengelolaan sampah selanjutnya adalah Bank Sampah di tiga desa di Mengare dan Desa Karangrejo.

Selain itu, pembangunan fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Desa Banyuwangi dan Desa Bedanten.

Rumah Kompos ditargetkan akan rampung dan siap beroperasi pada Juli 2025 dan diharapkan menjadi contoh nyata dan dapat direplikasi di wilayah lain. 

Sejumlah program itu merupakan wujud dari komitmen PTFI untuk mendorong inisiatif lingkungan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan.