Selasa, 07 October 2025 07:30 UTC
Penandatanganganan kerjasama antara PLN Nusantara Power, Disnakerin dan Lapas Tuban untuk pemberdayaan WBP pada Selasa 7 Oktober 2025 lalu. Foto: PLN Nusantara Power
JATIMNET.COM, Tuban - PLN Nusantara Power UP Tanjung Awar-Awar melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terus memperluas dampak positif.
Kali ini, perusahaan menggandeng Lapas IIB Tuban dan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Tuban untuk memberdayakan warga binaan lewat pelatihan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) menjadi produk bernilai ekonomi.
Kolaborasi lintas sektor ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama yang berlangsung di Aula Lapas Tuban, Selasa 7 Oktober 2025 lalu.
Program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan berkelanjutan yang tidak hanya membekali keterampilan, tetapi juga membuka jalan kemandirian ekonomi bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Budi Wiyana, menyebut program ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pemasyarakatan, dan industri.
“FABA dari PLTU Tanjung Awar-Awar ini punya nilai ekonomis tinggi. Bisa dimanfaatkan untuk produksi paving block dan bahan bangunan ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem pelatihan yang berkelanjutan—mulai dari produksi hingga strategi pemasaran—dengan melibatkan pemerintah desa dan dinas teknis lainnya. Pendekatan ini diyakini mampu memperluas dampak program hingga ke sektor infrastruktur lingkungan pedesaan.
Senada, Kalapas IIB Tuban, Irwanto Dwi Yhana Putra, menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang menyasar Lapas dan Rutan di sekitar wilayah PLTU.
“WBP tidak hanya dilatih, tetapi juga bisa memperoleh penghasilan dari penjualan paving block. Ini modal awal saat mereka kembali ke masyarakat,” jelasnya.
Sebanyak 20 WBP telah diseleksi melalui asesmen minat dan bakat untuk mengikuti pelatihan teknis pembuatan paving block berbasis FABA. Mereka akan dibimbing oleh pelatih bersertifikat untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar industri.
Sementara itu, Senior Manajer PLN NP UP Tanjung Awar-Awar, Yunan Kurniawan, menegaskan bahwa TJSL bukan sekadar program seremonial.
“Melalui TJSL, kami ingin membentuk program pemberdayaan yang berkelanjutan, dengan orientasi pada kemandirian WBP. Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadi kunci keberhasilannya,"
Langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan strategis antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pemasyarakatan dapat menciptakan solusi sosial inklusif. Lebih dari sekadar pembinaan, inisiatif ini membuka peluang ekonomi jangka panjang dan memperkuat semangat reintegrasi sosial bagi warga binaan. (ADV/Inforial)