Rabu, 08 May 2019 15:43 UTC
KONSISTENSI KUALITAS. Produk UMKM perlu dibarengi dengan labeling guna menjaga konsistensi dan merek dagan untuk bisa menembus pasar internasional. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menembus pasar ekspor di Jawa Timur masih sangat sedikit. Berdasarkan data International Council for Small Business (ICBS) dari delapan jutaan UMKM di Jatim, yang mampu mengekspor barang hanya dua persen.
“Ini yang harus kita galakkan sekarang. Dari ICSB, bagaimana kami mendorong UMKM untuk bisa naik kelas,” ujar Governor East Java ICSB, Mufid Wahyudi usai membuka seminar Potensi Lokal Raih Pasar Global di Spazio Surabaya, Rabu 8 Mei 2019.
Pria yang juga praktisi ekspor-impor itu menilai, selama ini titik masalah belum mampunya UMKM menembus pasar internasional adalah soal konsistensi kualitas. Contoh yang dijadikan sample kerap ditemukan ada ketidaksamaan dengan barang yang dikirim.
“Banyak elemen penilaian itu jangan sampai sample yang sudah dikirim, setelah itu barang dikirim jadi berbeda barangnya. Baju adalah contoh yang banyak,” ungkapnya.
BACA JUGA: Risma Gratiskan 150 Pengajuan HAKI UMKM
Mufid berharap, banyak event yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi dari produk agar diterima di pasar ekspor. Sehingga, UMKM yang menuju pasar ekspor bisa terus bertambah setiap tahunnya.
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Kemaritiman Kemenkominfo Septiana Tangkary mengatakan, bahwa UMKM harus miliki kepercayaan diri terhadap produk yang dihasilkan. Karena selama ini yang ditemuinya, para pelaku UMKM masih merasa barangnya belum sempurna.
Cara berpikir itu yang harus diubah. Mulai sekarang pelaku UMKM harus lebih percaya diri. Setidaknya menuliskan di produk ciptaannya, made in Indonesia. "Barang kita bagus, tapi kita lupa menulis made in Indonesia. Akhirnya diklaim barang luar negeri,” kata Septiana.
BACA JUGA: UMKM Dituntut Memiliki Riset Pasar
Kemenkominfo sendiri, lanjut Septiana, terus mendorong UMKM agar naik kelas. Salah satunya mendorong bergabung dengan marketplace. Meski belum selurunya dari jumlah 96 juta UMKM di seluruh Indonesia, namun telah menunjukkan progres signifikan.
Sejak 2017 hingga 2019 telah tercatat 9,43 juta ikut program kerjasama yang digagas Kemenkominfo dengan marketplace. Selanjutnya mana yang sudah dianggap sudah mampu meraih pasar daring terus didorong ke pasar internasional.
Sedangkan yang belum, terus didorong agar dapat bersaing. "Mana yang sudah skill up, mana yang sudah berjualan dengan produk ekspor,” tandasnya.