Kamis, 29 February 2024 13:00 UTC
Petugas PMI Kota Mojokerto berusaha mengevakuasi korban diduga bunuh diri dan terseret kereta hingga Stasiun Kota Mojokerto, Kamis malam, 29 Februari 2024. Foto: PMI Kota Mojokerto
JATIMNET.COM, Mojokerto – Seorang pria meninggal dunia usai tubuhnya terseret Kereta Api (KA) Komuter Line Rapih Dhoho jurusan Surabaya-Blitar di perlintasan Damarsi, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Kamis malam, 29 Februari 2024.
Menurut informasi yang diterima, korban adalah Misbakhul Munir, warga Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, yang nekat menabrakan diri ke rel kereta api hingga tubuhnya terseret beberapa kilometer dari titik lokasi dan baru dievakuasi saat kereta berhenti di stasiun.
Kanit Reskrim Polsek Magersari, Kota Mojokerto, AKP Yuli Putro, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, insiden itu diketahui setelah masinis melaporkan peristiwa itu setiba di stasiun KA Mojokerto pukul 19.00 WIB.
"Masinis melaporkan ke kami jika ada orang yang menabrakkan diri saat melintas di sekitar lampu merah kereta di Damarsi, sekitar 200 meter sebelah barat perlintasan,'' ujarnya
Saat dicek pada bodi kereta, ternyata jasad pria tersebut tersangkut di kunci berbahan baja yang ada di kolong antara gerbong satu dengan gerbong kosong.
Dari keterangan masinis, pria itu sempat terlihat berlari dari arah selatan saat kereta lewat. Sesaat kemudian, ia menjatuhkan diri tepat di depan kereta hingga terlindas. Hal ini dikuatkan dengan ceceran darah yang terlihat di titik lokasi tabrakan.
''Lari dari arah selatan. Begitu lihat kereta, langsung menjatuhkan diri,” kata Yuli.
BACA: Warga Mojokerto Wadul ke Polda Jatim Soal Sebidang Perlintasan Kereta Api Tak Berpalang Pintu
Sementara itu, salah satu penumpang kereta, Suwardi Hartoyo, menuturkan saat kejadian, penumpang kereta sempat merasakan ada yang aneh dari laju kereta. Khususnya di gerbong satu yang terasa ada kerikil yang menghantam lantai gerbong.
''Seperti ada kerikil yang natap ke lantai gerbong. Suaranya lumayan kencang,'' tuturnya.
Sedangkan proses evakuasi jasad korban dilakukan petugas PMI Kota Mojokerto yang terbilang cukup sulit. Sebab, tubuh korban terjepit tepat di sambungan gerbong.
Salah satu Relawan PMI Kota Mojokerto Welliam menjelaskan dirinya harus memanggil Tim Damkar untuk memotong sebagian baja sambungan untuk mengeluarkan jasad korban yang sudah tak utuh.
''Kesulitannya karena tubuh korban tersangkut kuncian antara gerbong satu dengan gerbong yang lain. Sementara kunciannya terbuat dari baja, sehingga kami meminta rekan Damkar untuk memotong sebagian kuncian,'' kata Welliam.